Nasional HARI SANTRI 2023

Seluruh Pimpinan Ormas Islam Diundang Hadiri Hari Santri 2023 di Surabaya

Kam, 19 Oktober 2023 | 20:30 WIB

Seluruh Pimpinan Ormas Islam Diundang Hadiri Hari Santri 2023 di Surabaya

Ketum Al-Khairaat Mohsen Alaydrus saat ditemui NU Online di kantornya di bilangan Thamrin Jakarta, Rabu (18/10/2023). (Foto: NU Online/Musthofa Asrori)

Jakarta, NU Online
Seluruh pimpinan ormas Islam diundang untuk menghadiri peringatan Hari Santri tahun 2023 yang dipusatkan di Surabaya, Jawa Timur. Kementerian Agama RI sebagai pelaksana teknis mengundang seluruh pimpinan ormas Islam dalam gelaran Hari Santri di kota berjuluk Kota Pahlawan itu.


Kepastian tersebut disampaikan Plt Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Ditjen Kemenag RI Prof H Waryono Abdul Gafur. Sejak dilantik sebagai Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Ditjen Bimas Islam, posisinya di PD Pontren kini sebagai pelaksana tugas (Plt).


“Iya diundang. Termasuk para pemuka agama, minimal yang ada di Kemenag,” kata Waryono saat dihubungi NU Online, Kamis (19/10/2023).


Dihubungi terpisah, Direktur PD Pontren periode 2015-2017, H Mohsen Alaydrus mengatakan bahwa seluruh pimpinan ormas Islam memang harus diundang karena mereka adalah pelaku sejarah ditetapkannya 22 Oktober sebagai Hari Santri.


Saat itu, seluruh pimpinan ormas Islam menandatangani prasasti Hari Santri yang digelar di Bogor, Jawa Barat, dalam sebuah kegiatan yang diinisiasi Direktorat PD Pontren.


“Seluruh pimpinan ormas Islam tanda tangan pada FGD terakhir jelang penetapan Hari Santri. Saat itu saya Direktur PD Pontren yang memfasilitasi beberapa FGD terkait Hari Santri,” ungkapnya.


Habib Mohsen, sapaan akrabnya, menambahkan bahwa saat itu Presiden Joko Widodo tidak berkenan tanda tangan jika pimpinan ormas Islam tidak setuju adanya Hari Santri.


“(Penandatangan) itu dilakukan agar tidak ada resistensi di kalangan ormas Islam. Jadi, mereka sejak awal mendukung melalui tanda tangan. Oleh sebab itu, mereka itu merupakan bagian dari sejarah yang tidak bisa kita lupakan,” tandasnya.


Pria kelahiran Palu, Sulteng, yang baru saja terpilih sebagai Ketua Umum Al-Khairaat ini berharap ormas-ormas Islam memperingati Hari Santri. “Karena sebagai bagian dari pelaku sejarah penetapan 22 Oktober sebagai hari santri oleh pemerintah,” tuturnya.


Penandatanganan kesepakatan itu, lanjut dia, dilakukan di Hotel Salak Bogor, Jawa Barat. Pihaknya atas nama Direktorat PD Pontren Kemenag saat itu juga mendatangi kantor-kantor ormas Islam.


“Jadi, kami selain mendatangi PBNU, Muhammadiyah, dan ormas-ormas besar lainnya seperti Al-Khairaat, Al-Washliyah juga,” pungkas Habib Mohsen.