Nasional

Sempat Libur, Kajian Syarah Al-Hikam KH Miftachul Akhyar Kembali Berlangsung

Ahad, 23 Juli 2023 | 06:00 WIB

Sempat Libur, Kajian Syarah Al-Hikam KH Miftachul Akhyar Kembali Berlangsung

KH Miftachul Akhyar saat kembali meneruskan kajian kitab Syarah Al-Hikam yang sempat libur 4 pertemuan, Jumat (21/7/2023). (Foto: Tangkapan layar Youtube Multimedia KH Miftachul Akhyar)

Jakarta, NU Online
Kajian kitab Syarah Al-Hikam yang diasuh oleh Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar kembali digelar setelah beberapa hari sebelumnya libur. Majelis pengajian kitab salaf ini biasanya berlangsung rutin setiap Jumat siang hingga sore. Sempat diliburkan karena pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya ini berangkat ke Tanah Suci melaksanakan ibadah haji.


Kajian kitab klasik yang biasa diajarkan oleh mayoritas pondok pesantren ini mulai diliburkan tepatnya setelah pertemuan ke-38 pada Jumat lalu (16/6/2023). Seperti biasanya, kegiatan ini diikuti oleh para santrinya dan masyarakat sekitar Pondok Pesantren Miftachus Sunnah.


"Pengajian sampai di sini sekaligus pengumuman, untuk Jumat yang akan datang, entah berapa Jumat mungkin libur karena tahun ini saya ditakdirkan berangkat haji. Tidak lama sebenarnya, 20 hari. 20 hari itu kira-kira tiga Jumat lah, jadi libur dulu," katanya, Jumat lalu (16/6/2023).


Bila dihitung, maka empat kali pertemuan kajian Syarah Al-Hikam ini libur. Dan kembali dimulai pada Jumat (21/7/2023). Kitab Al-Hikam sendiri dikarang oleh Syekh Ibnu Atha'illah atau Syekh Ahmad ibnu Muhammad Ibnu Atha’illah As-Sakandari, yang kemudian disyarahi oleh Syekh Abdul Majid As-Syarnubi Al-Azhary. 


Kajian Syarah Al-Hikam kali ini adalah pertemuan ke-39, dimulai dari pukul 13.30 WIB hingga selesai. Diawali dengan pembacaan tahlil dan doa, hingga KH Miftachul Akhyar hadir di tempat yang telah disediakan meneruskan pembahasan pertemuan sebelumnya.


Kiai Miftach, sapaannya, tampak mengenakan baju berwarna putih lengkap dengan iamamah atau sorban yang juga warna putih. Tentu saja tidak lupa menggunakan kacamata khasnya. Penampilan semacam ini memang cukup sering ditemui pada saat mengisi kajian kitab Syarah Al-Hikam.


Kegiatan dipusatkan di aula Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, Jl Kedung Tarukan, No 100 Surabaya, dan disiarkan langsung melalui kanal Youtube Multimedia KH. Miftachul Akhyar dan facebook Pondok Kedung.


Kiai Miftach pada kesempatan kali ini menyinggung tentang perkataan Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang mengingatkan beberapa hal dan kerap dicintai manusia, padahal sebetulnya bukan miliknya dan bukan untuknya.


Di antaranya adalah mencintai dunia atau harta. Hal ini tidak sedikit orang yang sampai mengejarnya hingga tidak tahu waktu. Padahal, saat mereka harus kembali ke haribaan Allah, hanya diselimuti kain kafan. Sementara harta-harta yang ditumpuk untuk ahli warisnya. 


"Kamu membangun kerajaanmu, membangun kekuasaanmu dengan hartamu untuk menjaga. Padahal harta itu adalah milik ahli waris. Kamu pulang hanya bawa kain, lainnya untuk ahli waris," terang Kiai Miftach.