Nasional

Setelah Hilang, Status KRI Nanggala-402 Dinyatakan Tenggelam

Ahad, 25 April 2021 | 14:40 WIB

Setelah Hilang, Status KRI Nanggala-402 Dinyatakan Tenggelam

Kapal Selam KRI Nanggala-402 yang Hilang Kontak di Bali (Foto: Antara)

Jakarta, NU Online
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono mengatakan pada Sabtu (24/4), bahwa kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak selama tiga hari di perairan utara Pulau Bali dinyatakan tenggelam. Status kapal tersebut saat ini berubah dari submiss (kapal selam hilang) menjadi subsunk (kapal selam tenggelam).


Bukti-bukti otentik menunjukkan kapal terdeteksi terakhir berada di kedalaman 838 meter. “Dengan adanya bukti otentik Nanggala, maka pada saat ini kita isyaratkan dari submiss menjadi subsunk," jelasnya dalam konferensi pers di Bali, Sabtu (24/4).


Bukti otentik yang sampai saat ini sudah ditemukan seperti alas yang biasa dipakai untuk shalat, spons atau busa sebagai penahan panas agar tidak terjadi kondensasi pada ruang bertekanan, hingga komponen pelurus tabung torpedo. Ditemukan juga pembungkus pipa pendingin bertuliskan keterangan berbahasa Korea, cairan dalam botol oranye yang berisi oli pelumas periskop, serta bukti cairan solar.


Kondisi kapal yang hilang pada Rabu (21/4) ini terbelah menjadi tiga bagian dan ditemukan pada pukul 9.04 WITA oleh kapal MV Swift Rescue setelah melanjutkan pencarian yang dilakukan KRI Rigel. Dikutip dari laman Antara, TNI AL akan terus melakukan pencarian hingga seluruh awak kapal yang berjumlah 53 Personel dapat dievakuasi.


Atas kejadian ini Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan rasa duka yang sangat mendalam dan mengajak seluruh masyarakat memanjatkan doa untuk keselamatan 53 awak penumpang kapal selam itu.


“Kita semuanya sebagai bangsa Indonesia, merasakan duka yang sangat mendalam atas tenggelamnya KRI Nanggala-402 yang membawa 53 awak penumpang prajurit TNI AL yang sedang bertugas menjalankan tugas negara di perairan Bali,” tutur Sekretaris Jenderal PBNU H Ahmad Helmy Faishal Zaini kepada NU Online, Kamis (22/4) malam.


Solidaritas doa untuk tragedi memilukan ini terus mengalir di antaranya melalui pembacaan surat Yasin dan istighotsah yang dilaksanakan di kediaman Berda Asmara, istri Serda Mes Guntur Ari Prasetyo yang merupakan Teknisi Mesin Kapal Selam KRI Nanggala 402. Doa dan tahlil di laksanakan di Jalan Pulo Tegalsari, Surabaya.


Berda Asmara yang merupakan dari dosen PAUD Unusa mengatakan bahwa saat mau berangkat berlayar, Serda Mes Guntur Ari minta diantarkan ke rumah orang tua untuk pamit. “(Guntur) Hanya bilang doain selamat, Dik," kata Berda dikutip dari NU Online Jatim.
 

Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan