Nasional

Slamet Rahardjo: Alex Komang Mutiara dari Pecangaan

NU Online  ·  Sabtu, 14 Februari 2015 | 22:04 WIB

Jepara, NU Online
Aktor senio Slamet Rahardjo, menyebut Saifin Nuha atau Alex Komang merupakan “mutiara” dari Pecangaan Jepara. Desa Pecangaan Kulon kecamatan Pecangaan merupakan kampung kelahiran lelaki yang menghembuskan napas terakhir pada usia 53 ini.
<>
Alex muda, anak seorang kiai kampung KH Shohibul Munir memberanikan diri untuk hijrah ke Jakarta dan menemui sutradara kenamaan Teguh Karya. Meski ia sempat diejek sebagai anak kampungan, namun lambat laun ia diterima sebagai muridnya.

Waktu itu, Teguh Karya akan menerimanya dengan syarat dilarang malas dan harus tekun. Dengan bekal ketekunan, patuh terhadap guru lambat-laun kiprahnya makin diterima masyarakat.

Buktinya ia pernah menyabet predikat aktor terbaik Festival Film Indonesia (FFI) 1987. “Jakarta hanya sebagai pembungkus. Mutiaranya salah satunya lahir dari Pecangaan,” tegasnya.

Bagi lelaki kelahiran Serang, Banten 66 tahun ini, Alex memang memiliki kebiasaan unik. Saat teman di sanggar tidur, ia bangun. Saat orang tertidur lelap ia malah bangun. Meski begitu keberadaannya semakin mewarnai sanggar teater Popular.

Sehingga Slamet meyakini kepergian almarhum tidaklah sia-sia. Sebab sudah banyak karya kebudayaan ia dedikasikan untuk bangsa dan negara.

Memet panggilan masa kecil Slamet juga mengenal ketua Badan Perfilman Indonesia (BPI) sebagai warga “bintang sembilan” tulen. Terbukti dengan keikutsertaannya dengan lembaga NU, Pimpinan Pusat Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) NU.

Kakak kandung Erot Djarot ini menambahkan kematian adalah keniscayaan. “Pergilah kamu, Alex. Pergilah dengan baik. Kamu tidak dipanggil oleh bupati, tidak gubernur dan tidak juga presiden. Tetapi kamu dipanggil oleh Allah. Datanglah dengan terhormat,” tuturnya.

Hanya doa, lanjutnya, yang bisa dipanjatkan untuk mengantarkan kepergian Alex Komang ke tempat peristirahatan terakhir. (Syaiful Mustaqim/Abdullah Alawi)