Soal Corona, LK PBNU: Waspada Boleh, Khawatir Berlebihan Jangan
Sel, 3 Maret 2020 | 04:15 WIB
Abdul Rahman Ahdori
Kontributor
Sikap berlebihan dinilai akan menyebabkan terjadinya diskriminasi kepada pengidap virus corona maupun keluarganya. Karena itu masyarakat dituntut terus berhati-hati menjaga kesehatan serta mengikuti seluruh imbauan dokter. Tetapi jangan khawatir secara berlebihan karena dapat memperkeruh keadaan.
Sekretaris Lembaga KesehatanĀ Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU) dokter Citra Fitri Agustina menuturkan, mengemukanya identitas korban virus corona yang dilakukan media massa saja menyebabkan stigma buruk kepada keluarga korban.
Dia menambahkan, terjadinya sikap berlebihan masyarakat dapat juga menghalangi upaya prefentif oleh pemerintah. Bisa-bisa pemerintah tidak fokus kepada sasaran penyelesaian masalah karena mengurusi masalah-masalah baru akibat kekhawatiran masyarakat yang terlalu. Ā Ā
āDengan adanya informasi beredar seputar identitas, riwayat perawatan sebelumnya dan alamat rumahnya. Entah valid atau tidak, bisa dibayangkan, pewarta akan berbondong-bondong mengunjungi RS Sulianti Saroso, Mitra Keluarga, Depok. Dan mungkn di perumahannya,ā kata Citra kepada NU Online, Senin (2/3) malam.Ā
Selain itu, tenaga kesehatannya-pun akan dicurigai dan distigma oleh masyarakat sebagai penyebab menyebarnya virus. Dia berharap tidak ada pihak manapun yang menjadi korban diskriminasi atas mewabahnya virus corona di dunia.Ā
āMisalnya apa-apa dikaitkan dengan virus Corona. Bahkan muncul berita hoax soal corona, ini kan berbahaya,ā ucapnya.Ā
Dari pada besikap berlebihan, Citra mengajak masyarakat untuk mendukung pemerintah dalam menangani kasus tersebut. Kemudian, mendoakan para pasien yang terkena virus corona di Indonesia agar segera sembuh dan terbebas dari virus.Ā
āJangan lupa berdoa dan shalawat agar hati lapang pikiran tenang demi mencegah kepanikan,ā ucapnya.Ā
Untuk diketahui, virus new corona yang kemudian diberi nama Covid-19 sontak menjadi perhatian dunia. Sampai saat ini ada 64 negaraĀ yang terinfeksi virus Corona. Akibat mewabahnya virus mematikan itu masker di berbagai pusat perbelanjaan habis.
Padahal WHO sudah menegaskan, hanya orang yang sakit saja yang wajib mengenakan masker, mereka yang sehat tidak masalah. Sampai saat ini, virus corona semakin menjadi momok di masyarakat karena belum ada obat yang dinilai ampuh dapat menyembuhkan virus tersebut.Ā
āJika seorang batuk saja di Bandara, langsung ditatap ngeri oleh banyak orang padahal ia sudah terapkan etika batuk seperti mengenakan masker,ā kata Citra. Ā
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Terpopuler
1
Hasil Sidang Sengketa Pilpres 2024: Seluruh Permohonan Anies-Muhaimin Ditolak MK
2
Ini Profil Delapan Hakim MK yang Putuskan Sengketa Pilpres 2024
3
Apa Itu Dissenting Opinion dan Siapa Saja Hakim yang Pernah Melakukannya?
4
Sidang Putusan MK, Berikut Petitum Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud
5
Lolos Perempat Final Piala Asia U-23, Lawan Berat Menanti Timnas Indonesia
6
Terkait Hasil Pemilu, PBNU Serukan Patuhi Putusan Mahkamah Konstitusi
Terkini
Lihat Semua