Nasional NUSANTARA MILLENIAL SUMMIT 2019

Suarakan Perdamaian dengan Nyanyian

Sel, 25 Juni 2019 | 02:45 WIB

Suarakan Perdamaian dengan Nyanyian

Peserta bernyanyi bersama pada penutupan, Nusantara Millenial Summit Sabtu (22/6)

Jakarta, NU Online
Semburat jingga senja mulai mewarnai langit Jakarta. Tapi ia tak tampak dalam pandangan seribuan peserta yang telah fokus menyimak empat tokoh yang tengah duduk di atas kursi yang tersedia di panggung.

Lelah memang. Kelesuan mereka itu begitu tampak tergurat di wajah mereka. Tapi, hal itu tidak menyurutkan para peserta itu menuntaskan acaranya.

Intelektual NU Ulil Abshar Abdalla, Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid, dan Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Rosarita Niken W sudah memberikan pernyataan penutupnya pada sesi terakhir Nusantara Millenial Summit yang digelar oleh Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PP IPPNU) di The Media Hotel and Towers, Jalan Gunung Sahari, Jakarta, Sabtu (22/6).

Namun, pria berkacamata yang mengenakan kemeja putih dilapisi jas abu-abu tak diberikan kesempatan yang sama. Selepas semua pembicara turun, ia tetap di atas. Bahkan mengubah posisinya dari duduk menjadi berdiri.

Konduktor itu menutup kehadirannya di sana dengan memimpin semua hadirin menyanyikan lagu Rayuan Pulau Kelapa karya Ismail Marzuki.

Ialah Addie MS, seorang musisi nasional kelahiran Oktober 1959. Di atas panggung, ia melenggak-lenggokkan tangannya mengatur nada dan irama lagu yang dinyanyikan para peserta menyuarakan nasionalismenya.

"Tanah airku Indonesia. Negeri elok amat kucinta. Tanah tumpah darahku yang mulia. Yang kupuja sepanjang masa," ucap para peserta bak koor.

Selepas bernyanyi bersama Addie MS, seribuan peserta juga bernyanyi bersama Veve Zulfikar. Dara asal Sidoarjo, Jawa Timur itu di antaranya melantunkan lagu berjudul Din As-Salam. Lagu tersebut menyuarakan Islam sebagai agama yang damai.

Lagu berlirik bahasa Arab itu tak asing di telinga kader IPPNU. Mereka yang tak puas duduk di kursi pun merapat ke depan panggung. Suara mereka menyatu dengan suara Veve menyuarakan perdamaian. 

Selain Din as-Salam, Veve juga melantunkan Shalawat Nahdliyah, dan shalawat-shalawat lainnya. Ia pun ditemani ayahnya, Ustadz Zulfikar.

Tak terasa, keluar dari ruangan itu sudah gelap. Mentari sudah setengah jam turun ke ufuk. Para peserta pun bergegas ke masjid guna menunaikan Shalat Maghrib sebelum beranjak pulang ke kediaman masing-masing. 

Kegiatan itu terselenggara atas kerjasama PP IPPNU dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). (Syakir NF/Kendi Setiawan)