Nasional

Sumpah Pemuda Sudah Menjadi Nafas Santri

Ahad, 28 Oktober 2018 | 05:57 WIB

Sumpah Pemuda Sudah Menjadi Nafas Santri

H Babun Suharto (kedua dari kiri)

Sidoarjo, NU Online
Sumpah Pemuda yang diucapkan 90 tahun yang lalu tak pernah kadaluarsa untuk selalu diingat dan diterapkan dalam kehidupan  bangsa Indonesia. Sebab, tidak ada jaminan bahwa rakyat Indonesia akan terus  bertanah satu, berbahasa satu dan berbangsa satu, yaitu Indonesia.

Demikian disampaikan oleh A'wan Syuriyah PWNU Jawa Timur, H Babun Suharto menanggapi peringatan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada hari ini, Ahad (28/10).

Menurutnya,  semangat Sumpah Pemuda harus terus digemakan ke seantero tanah air untuk membangkitkan rasa cinta terhadap persatuan bangsa.

"Penting, persatuan terus dipupuk, karena tanpa persatuan Indonesia hanyalah pulau kecil yang tiada arti," tukasnya kepada NU Online di sela-sela Istigotsah Kubra di stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Jawa Timur, Ahad (28/10).

Baca: Lantunan Shalawat Bergema di Gelora Delta Sidoarjo

Rektor IAIN Jember itu mengingatkan, dewasa ini kekokohan persatuan Indonesia benar-benar diuji. Pasalnya, begitu banyak persoalan dan issu yang berpotensi memecah belah bangsa, sengaja diembuskan oleh pihak-pihak tertentu untuk meruntuhkan Indonesia.

"Buktinya  banyak aliran radikal yang berbasis primordial, bermunculan. Begitu politik aliran, sepertinya menjadi amunisi untuk ssling menyerang lawan. Ini berbahaya," lanjutnya.

Walaupun demikian, H Babun mengaku yakin bahwa para pemuda Indonesia, termasuk santri  masih mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

"Kalau loyalitas santri, tak perlu diragukan lagi. Demi negara, nyawa mereka rela dikorbankan, kapan pun" ungkapnya.

Ia menegaskan, Hari Sumpah Pemuda yang kebetulan bersamaan dengan Peringatan Hari Santri  yang dikemas dengan  Istigotsah Kubra di Sidoarjo ini, bukan hampa arti. Itu menunjukkan betapa santri tak bisa dipisahkan dari semangat untuk terus bersatu dan mempersatukan Indonesia.

"Santri adalah bagian dari pemuda, yang tak akan pernah rela Indonesia runtuh. Sumpah Pemuda sudah manjadi nafas santri," jelasnya. (Aryudi AR/Kendi Setiawan)