Nasional

Syukuri Kemerdekaan, PBNU Ajak Masyarakat Jaga Indonesia

Jum, 16 Agustus 2019 | 16:00 WIB

Syukuri Kemerdekaan, PBNU Ajak Masyarakat Jaga Indonesia

Syukuran Kemerdekaan RI di Masjid An-Nahdlah PBNU. (Foto: Husni/NUO)

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menyelenggarakan Tahlil dan Doa untuk para Syuhada dan Ulama Pejuang Kemerdekaan di Masjid An-Nahdlah Gedung PBNU Jl Kramat Raya No 164, Jakarta Pusat, Jumat (16/8) malam. Kegiatan diawali dengan tahlil yang dipimpin Ketua PBNU KH Abdul Manan Ghani.
 
Dalam sambutannya, Ketua PBNU H Marsudi Syuhud mengajak masyarakat untuk selalu mensyukuri atas kemerdekaan yang telah didapat bangsa Indonesia. Menurut Marsudi, Allah memerintahkan manusia agar bersyukur atas segala nikmat yang diberikan dari-Nya. 
 
“Kalau kita bersyukur, yang ada kita syukuri, kita nikmati, kita rawat, kita jaga bersama-sama, (maka) lain syakartum laazidannakum. Kalau kita mau bersyukur, Indonesia yang telah membesarkan kita, yang kita bersama-sama hidup di dalamnya, Insya Allah akan ditambah keberkahannya bagi seluruh penduduk Indonesia dari Sabang sampai Merauke,” kata dia.
 
Marsudi mengingatkan, Indonesia mendapatkan kemerdekaan bukan pemberian penjajah. Melainkan melalui proses panjang. Bahkan para pejuang, termasuk para ulama melawan penjajah dengan mempertaruhkan nyawa demi meraih kemerdekaan. 
 
Bahkan, lanjut dia, seusai bangsa Indonesia memplokramirkan kemerdekaan, Belanda kembali ke Indonesia ingin merebut kedaulatan NKRI melalui pasukan Netherlands Indies Civil Administration (NICA). 
 
Untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman NICA tersebut, 
pendiri NU KH M Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945 mengeluarkan fatwa. Fatwa tersebut mewajibkan seluruh warga negara yang berada dalam jarak 80 kilo meter persegi (masafatul qasri) agar ikut melawan NICA.
 
“Fatwa monumental tersebut yang di kemudian hari dikenal dengan Resolusi Jihad. Resolusi Jihad ini tidak lain adalah untuk menjaga sesuatu yang sudah didirikan agar tidak bubar lagi,” tandasnya.
 
Atas proses panjang tersebut sehingga kemerdekaan dapat diraih dan dipertahankan, menurutnya, tidak ada kata lain selain mengucapkan hamdalah. Apalagi di tempat lain, seperti negara-negara muslim di Timur Tengah hingga kini masih membangun negaranya karena konflik berkepanjangan.
 
“Oleh karena itu, sudah seharusnya masyarakat Indonesia menjaga dan mengisi kemerdekaan ini dengan aksi nyata yang mendatangkan manfaat untuk kita bersama,” pungkas Marsudi disambut aplaus hadirin. (Husni Sahal/Musthofa Asrori)