Nasional

Takbiran Hidupkan Syiar Islam, Tapi Mesti Beradab

Kam, 16 Juli 2015 | 19:07 WIB

Solo, NU Online
Ramadhan sudah berada di penghujung, disusul dengan kedatangan bulan Syawwal yang biasanya disambut dengan gegap gempita umat Islam. Di antara mereka menyambut datangnya malam Hari Raya dengan mengumandangkan kalimat takbir.
<>
Kegiatan mengumandangkan takbir ini, tidak hanya dilakukan di masjid atau mushola. Ragam cara dilakukan masyarakat melakukan kegiatan yang dikenal dengan istilah takbiran ini. Ada yang turun ke jalan dengan berjalan membawa oncor dan lain sebagainya.

Menanggapi hal ini, Musytasyar PWNU Jawa Tengah Habib Syech bin Abdul Qadir As-Segaf memberikan rambu-rambu dalam pelaksanaan takbiran. Menurutnya, takbiran merupakan salah satu kegiatan yang dapat menghidupkan syiar Islam.

ā€œTakbiran kita lakukan untuk menghidupkan syiar Islam, tidak mengapa. Tapi juga perlu pakai adab. Jangan joget-joget apalagi pakai minuman keras,ā€ tegasnya pada kajian menjelang sahur di Gedung Bustanul Asyiqin, Kamis (16/7) pagi.

Menurutnya tradisi takbiran semisal dengan membawa oncor dengan melibatkan anak-anak, dapat menanamkan rasa cinta kepada mereka. ā€œAjak anak-anak, agar mereka memiliki rasa cinta dan gembira akan datangnya Hari Raya,ā€ tutur Pengasuh Majelis Dzikir Ahbabul Musthofa itu.

Dalam kesempatan tersebut, Habib Syech juga memberikan klarifikasi atas tersebarnya kabar di media sosial, tentang komentarnya akan Islam Nusantara. ā€œSaya tidak antipati kepada siapa pun. Saya hanya ingin bershalawat, mengenalkan Nabi Muhammad saw. Kita ikuti Mbah Hasyim Asyā€™ari, insya Allah tidak akan putus sampai Hari Kiamat,ā€ ujar dia. (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)