Nasional

Teriakan dan Hujatan Bikin Pesan Takwa Khatib Tak Berbekas

NU Online  ·  Jumat, 5 Oktober 2018 | 01:00 WIB

Teriakan dan Hujatan Bikin Pesan Takwa Khatib Tak Berbekas

Ilustrasi (wikipedia)

Jakarta, NU Online
Berpesan perihal takwa kepada jamaah shalat jumat merupakan salah satu rukun dalam khotbah jumat. Pesan singkat tapi mendalam ini justru terlihat hanya numpang mampir di telinga saja, bahkan terkadang hanya terucap di bibir khatib yang ceramahnya disertai teriakan dan hujatan di mimbar.

Fenomena ini turut menghadirkan rasa keprihatinan di dada Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Muhibbin Caringin Bogor KH M. Luqman Hakim. Ia mengatakan bahwa pesan takwa hadir setiap detik dari khatib satu ke khatib lainnya.

“Hampir setiap detik terus berputar dari khatib ke khatib di muka bumi, tak henti-hentinya bibir khatib menggetarkan pesan takwa dalam khutbah mereka,” ujar Kiai Luqman dikutip NU Online, Jumat (5/10) lewat twitternya.

Pesan takwa tersebut hanya akan melayang tak berbekas ketika para khatib masih berteriak dan menghujat, serta bangga dengan kesombongan di atas mimbar.

“Ketakwaan dan pesan takwa hanya seperti lalat di bibirnya, lalu terbang,” ungkap Direktur Sufi Center Jakarta ini.

Menurut Kiai Luqman, seseorang yang beriman menyertai hati para Nabi dan orang-orang shaleh berakhlak mulia. Penyertaan hati tersebut merupakan upaya menyiapkan ketakwaan yang hakiki.

“Rasakan keelokan di hati bila anda menyertai para Nabi, para Wali, Syuhada dan Sholihin. Berarti anda telah menyiapkan ketakwaan sebagai kepantasan jiwa bersama mereka,” tandas penulis buku Psikologi Sufi ini. (Fathoni)