Nasional

Savic Ali: Tidak Ada Indikasi Gerakan Politik Mengkhawatirkan Pascapemilu

NU Online  ·  Selasa, 21 Mei 2019 | 04:15 WIB

Savic Ali: Tidak Ada Indikasi Gerakan Politik Mengkhawatirkan Pascapemilu

Talk Show Peran Pemuda Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa Pascapemilu, Senin (20/5).

Jakarta, NU Online
Jelang penetapan hasil pemilu serentak 2019 oleh KPU RI, sejumlah pemuda dari Kampus Universitas Indonesia semakin optimis bangsa Indonesia akan tetap kondusif. Melalui kegiatan Talk Show dengan mengusung tema Peran Pemuda Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa Pascapemilu.

Optimisme semakin menguat setelah Savic Ali menuturkan tidak adanya indikasi gerakan politik yang mengkhawatirkan. "Mungkin hanya demo kecil dari kelompok kecil yang kecewa," terang direktur Islami.co yang merupakan aktivis 1998 pada audiens di Gedung Rektorat Universitas Indonesia lantai 5 (20/5).
 
Di masa lalu, kelompok pemuda menjadi pendobrak atas kekejaman rezim Orde Baru yang menutup semua kran demokrasi. Situasi itu berbanding terbalik dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini.

Savic berpesan para pemuda milenial, untuk tidak membiasakan diri bertanya segala hal pada senior karena itu akan menghilangkan keberanian membuat keputusan yang revolusiner. Dia mencontohkan Gus Dur dan Gus Im yang membiasakan juniornya membuat keputusan sendiri. 

Kepala Program Studi Kajian Terorisme, Muhammad Sauqillah mengatakan tidak ada basis argumentasi  politik yang rasional yang menunjukkan demo turun jalan akan sukses. "Indikasinya tidak ada," ujar Sauqilah. 

Ia mencontohkan Arab Spring di Timur Tengah, kondisi ekonomi jatuh bersamaan dengan angka angkatan pemudanya sudah gerah dengan situasi politik Timur Tengah saat iu.

"Indonesia tidak punya prasyarat itu. Saat ini yang mestinya menjadi perhatian lebih pemuda adalah politik identitas di kampus dan masjid-masjid yang mulai didominasi pemuda yang tidak moderat dalam beragama," jelas Muhammad Syauqillah.

Sementara, Manggata Todung Allo mengkisahkan dirinya saat di Toraja bersama para pemuda lain membuat komunitas anak desa yang konsisten memerangi hoaks sebagai wujud kontribusi pemuda pada bangsa Indonesia dalam mengkampanyekan perdamaian di Indonesia.

"Peran kita dalam lingkup perdamain sangat penting, menggunakan sosmed dengan postingan yang adem adalah hal yang baik," kata Todung Allo.

Peran pemuda harus ada, lingkupnya sesuai dengan pasion yang dimiliki masing-masing pemuda di mulai dari lingkup terkecil, kata Todung. Kegiatan ini diakhiri dengan deklarasi damai pascapemilu. (Siti Nur Syamsiyah/Kendi Setiawan)