Nasional HAUL GUS DUR

Tiga Jasa Penting Gus Dur Menurut Menag Lukman Saifuddin

Ahad, 27 Desember 2015 | 11:00 WIB

Jakarta, NU Online
Peringatan haul ke-6 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di kediamannya di Jalan Warung Sila 10, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan berlangsung meriah, Sabtu (26/12). Malam itu sejumlah tokoh memberikan testimoni di atas panggung, mengungkap ingatan mereka tentang sosok presiden ke-4 RI ini.
<>
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang hadir dalam kesempatan itu mengatakan, Gus Dur semasa hidup telah menorehkan banyak prestasi yang masih bisa dirasakan masyarakat hingga kini. Menurutnya, setidaknya ada tiga jasa yang paling menonjol di antara sekian banyak manfaat dari kiprah Gus Dur.

Pertama, Gus Dur termasuk orang yang berhasil mengangkat citra positif pesantren tak hanya sebagai institusi pendidikan melainkan pula sebagai komunitas yang memiliki nilai-nilai dan kultur khas yang membedakannya dari komunitas di luarnya. Hal itu, imbuh Lukman, Gus Dur lakukan di antaranya lewat tulisan pada tahun 70-an saat tak banyak orang tahu tentang pesantren.

Sekarang, kata Menag, ketika santri sudah begitu dikenal bahkan Hari Santri telah dideklarasikan oleh pemerintah, menjadi kewajiban khususnya bagi kalangan santri untuk semakin bertanggung jawab dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Kedua, Beliau (Gus Dur) tentu bersama ulama-ulama yang lain terdepan dalam menyelesaikan hubungan Islam dan Pancasila," lanjutnya di hadapan ribuan jamaah yang memadati kompleks Yayasan Wahid Hasyim, lokasi rumah Gus Dur berada.

Bagi Lukman, Gus Dur sukses meyakinkan umat Islam secara luas bahwa Islam lah yang menjadi roh Pancasila sehingga reaksi keduanya tidak mesti dipertentangkan. Alhasil, Pancasila bisa diterima dengan tidak meminggirkan Islam dan tanpa menumpahkan darah setetes pun.

Jasa penting Gus Dur yang ketiga, menurut Lukman, adalah perjuangan Ketua PBNU tiga periode itu dalam menciptakan keharmonisan bangsa Indonesia yang sangat plural. Bagi Gus Dur, kemajemukan merupakan realitas yang harus diterima dengan lapang dada.

"Gus Dur di banyak kesempatan mengatakan bahwa perbedaan bukanlah kelemahan tapi justru anugerah dari Allah agar kita yang berbeda-beda ini bisa saling menghormati satu sama lain," terangnya.

Lukman menilai, Gus Dur dengan pandangan keislamannya yang sangat inklusif telah berhasil membumikan wawasan Islam rahmatan lil alamin yang menjunjung tinggi toleransi (tasamuh), moderasi (tawassuth), dan keseimbangan (tawazun).

Dalam peringatan haul Gus Dur kali ini tampak hadir pula Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Moh Mahfud MD, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahya Purnama (Ahok), serta beberapa tokoh dan kiai lainnya. (Mahbib/Alhafiz K)