Nasional

Tiga Kategori Muslim di Amerika

Rab, 9 Juli 2014 | 23:02 WIB

Yogyakarta, NU Online
Ada tiga kategori kaum Muslim yang tinggal di Amerika: isolasi, asimilasi, dan integrasi. Ketiga jenis tersebut masing-masing memiliki tantangan yang berbeda.
<>
Pendapat ini disampaikan Jawad Bayat dalam diskusi "Islam in America" yang diselenggarakan AIFIS (American Institute for Indonesian Studies), awal Juli 2014 lalu, di Masjid Rahmatan lil Alamin, Yogyakarta.

Jawad Bayat adalah mahasiswa S2 di Hartford Seminary, Amerika. Dia merupakan generasi pertama yang lahir di Amerika dari keluarga Afganistan yang melakukan migrasi di Amerika pada tahun 1981 karena kondisi keamanan di Afganistan.

Kategori pertama isolasi, merujuk kepada kaum Muslim di Amerika di mana mereka hanya bergaul dengan sesama kaum Muslim dari negara asal mereka datang. Misalnya Muslim Indonesia yang hanya bergaul dengan sesama Muslim yang berasal dari Indonesia.

Dalam kehidupan sehari-hari, mereka menjaga jarak dengan warga Amerika lainnya. Dengan kondisi demikian, mereka dapat dikatakan kelompok Muslim yang eksklusif. Tantangan yang mereka hadapi adalah pergaulan mereka sangat terbatas karena hanya mengenal dari kelompok yang berasal dari negara yang sama.

Kategori kaum Muslim yang kedua adalah asimilasi. Kelompok ini biasanya berasal dari kalangan remaja dan muda lainnya. Mereka bergaul dengan kalangan remaja dan muda Amerika, bahkan mereka juga ikut pesta dan pergi ke diskotik sebagaimana yang dilakukan anak-anak muda Amerika. Persoalan yang dihadapi oleh kelompok ini adalah mereka cenderung meninggalkan kewajiban-kewajiban dalam Islam, seperti shalat.

Sedangkan kategori kaum Muslim yang ketiga adalah integrasi yang merujuk kepada kaum Muslim yang mampu bergaul dengan warga Amerika pada umumnya tanpa meninggalkan kewajibannya sebagai seorang Muslim atau Muslimah. Kelompok ini biasanya berasal dari kalangan Muslim kelas menengah yang memiliki tingkat pendidikan dan ekonomi yang baik.

Diskusi yang dihadiri sekitar 70 peserta ini mendapat banyak respon. Salah satu peserta perempuan bertanya bagaimana kondisi kaum Muslimah di Amerika, apakah ada halangan dalam menggunakan jilbab. Jawad menjawab bahwa Pemerintah Amerika memberikan kebebasan kepada seluruh pemeluk agama termasuk Islam untuk menunjukkan identitas keagamaan.

Bagi kaum Muslimah diperbolehkan untuk tidak menggunakan jilbab. Apabila ada seseorang atau kelompok yang memaksa kaum Muslimah untuk menggunakan jilbab, Muslimah tersebut dapat melapor kepada polisi dan polisi akan menangkap pihak yang melakukan pemaksaan tersebut. (M Chozin/Mahbib)


Foto: Jawad Bayat dari Hartford Seminary, USA bersama santri Ponpes Krapyak Yogyakarta