Nasional

Tingginya Penggunaan APD, Begini Harusnya Pemilahan Limbah B3 Infeksius

Kam, 8 Juli 2021 | 05:00 WIB

Tingginya Penggunaan APD, Begini Harusnya Pemilahan Limbah B3 Infeksius

Ilustrasi: Banyak masyarakat yang belum bisa memilah sampah yang masuk pada kategori limbah B3 infeksius, padahal seharusnya dipisahkan dengan sampah lainnya.

Jakarta, NU Online
Kasus harian Covid-19 kembali memecahkan rekor. Kasus positif pada Rabu (7/7/2021) bertambah 34.379. Total kasus hingga saat ini mencapai 2.379.397 sejak pertama terkonfirmasi pada 2 Maret 2020 lalu.

 

Direktur Bank Sampah Nusantara (BSN) LPBI NU mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 tersebut berdampak terhadap tingginya penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), seperti masker medis, sarung tangan, hingga hazmat yang masuk kategori limbah B3 infeksius.

 

"Untuk sampah APD di Rumah Sakit Rujukan, Kemenkes sudah mengeluarkan pedoman pengelolaanya. Namun yang masih menjadi masalah saat ini adalah limbah B3 infeksius yang dihasilkan masyarakat umum,” ujar Fitria di Jakarta, Rabu (7/7).

 

Menurut Fitria, banyak masyarakat yang belum bisa memilah sampah yang masuk pada kategori limbah B3 infeksius, padahal seharusnya dipisahkan dengan sampah lainnya.

 

“Apalagi saat ini banyak masyarakat yang melakukan isolasi mandiri, swab test antigen mandiri, bahkan penggunaan hazmat juga masih banyak digunakan masyarakat umum. Namun sampahnya masih dibuang bersamaan dengan sampah rumah tangga,” paparnya.

 

Fitria mengingatkan, hal yang paling mudah dilakukan ketika membuang sampah medis adalah dengan cara menyemprotkan desinfektan dan merobeknya terlebih dahulu kemudian dimasukkan ke dalam tempat sampah yang berbeda.

 

“Petugas kebersihan juga perlu memperhatikan dan mengingatkan kepada masyarakat untuk memilah limbah B3 infeksius agar dipisah dengan sampah lainnya. Dan harus ada tempat khusus di mobil sampah petugas kebersihan, sehingga masyarakat akan lebih mudah teredukasi,” ujarnya.

 

Dikatakan Fitria, banyak masyarakat yang belum menyadari bahwa penularan Covid-19 tidak hanya kontak erat dengan orang lain, tapi juga bisa disebabkan oleh sampah B3 infeksius yang dibuang sembarangan.

 

“Untuk itu BSN LPBI NU mengajak kepada seluruh elemen, baik pemerintahan maupun sektor swasta, lembaga-lembaga keagamaan, dan khususnya tokoh agama Nahdlatul Ulama untuk menyosialisasikan dan juga mengedukasi agar masyrakat memliki pengetahuan terkait pemilahan limbah B3 infeksius dan sampah rumah tangga lainnya,” pungkasnya.

 

Kontributor: Anty Husnawati
Editor: Kendi Setiawan
Â