Nasional

Trending  di Twitter, Kesadaran Masyarakat akan Pencegahan Stunting Tinggi

Rab, 17 Februari 2021 | 12:15 WIB

Trending  di Twitter, Kesadaran Masyarakat akan Pencegahan Stunting Tinggi

Pemberian gizi yang cukup pada anak dapat mencegah stunting.

Jakarta, NU Online
Perhatian masyarakat akan bahaya dan pencegahan stunting semakin besar. Hal itu terbukti dari persoalan stunting yang menjadi trending ketiga di jagat twitter, Rabu (17/02) sore. Para pengguna twiter dengan hastag #IndonesiaCegahStunting menuliskan ide-ide mereka terkait pencegahan stunting.

 

Zafran melalui @zfrnramadhan misalnya, menuliskan "Imunisasi yang teratur dapat membantu untuk mencegah terjadinya stunting pada anak seraya" menunggah poster bertuliskan 'Stunting adalah kekurangan gizi pada bayi di 1000 hari pertama kehidupan yang berlangsung lama & menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak'.

 

Stunting bisa diatasi dengan pemberian gizi yang cukup kepada anak, tulis pengguna twitter @PknMaba. Sementara @Arum11468807 menuliskana Penggunaan Air bersih salah satu menjadi cara untuk mencegah stunting.

 

Ada pula, @AjiHunami menuliskan Terus Mencegah stunting juga dapat dilakukan dengan kesadaran diri kita semua untuk memberikan gizi yang cukup kepada balita.

 

Kemudian, xelyn @xelynsefiora menulis lindung anak-anak anda dari stunting dengn pemberian gizi yang cukup. @maisyaput1 berpendapat Dengan Gizi yang mencukupi akan membantu untuk mencegah kasus stunting.

 

Ada pula @sura_sarah yang berpendapat  Memberikan ASI eksklusif kepada bayi akan membantu atau mencegah dari penyakit stunting.

 

Kenali dan pahami penyebab stunting agar anak kita bisa terhindar dari stunting tulis pengguna twitter @neng_jenn.

 

Risiko stunting bisa muncul saat kehamilan, juga dari bayi lahir normal namun mengalami kekurangan asupan gizi, tulis @CahyaniRizkia1.

 

Turunkan angka stunting jadi 14 persen
Beberapa waktu lalu Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan pemerintah menargetkan untuk menekan angka stunting pada 2024 menjadi 14 persen. Saat ini angka stunting pada kisaran 27,6 persen. Target tersebut menurut Hasto harus mendapat dukungan semua pihak. 

 

"Ini merupakan tugas yang diberikan Presiden Joko Widodo kepada BKKBN sebagai ketua pelaksana program percepatan penurunan stunting dalam koordinasi dengan Kemenko PMK," kata Hasto.

 

Pihaknya menegaskan, BKKBN siap untuk mengoordinasikan upaya percepatan penurunan stunting ini melalui kerja sama lintas Kementerian/Lembaga, lintas sektor serta lintas pemerintah Pusat dan Daerah (sampai dengan tingkat desa). 

 

Hasto menambahkan BKKBN siap mengerahkan dukungan 13.734 tenaga PKB/PLKB dan 1 juta kader yang tersebar di seluruh desa. Salah satu langkah dalam upaya percepatan penurunan stunting, BKKBN akan membuat program yang mengharuskan calon pengantin melapor tiga bulan sebelumnya untuk kemudian dilakukan pemeriksaan kesehatan, seperti pemeriksaan hemoglobin (hb). 

 

“Kalau hb kurang, minum tablet tambah darah sehingga begitu nikah sudah siap hamil makanya kami harus buat program siap nikah dan siap hamil,” katanya. 

 

Hasto mengatakan, hampir 50% kasus stunting terjadi sejak kehamilan. Dia mengibaratkan orang hamil sebagai pabrik pembuat bayi. “Kalau kita ingin bayi bagus maka pabriknya harus bagus. Logikanya begitu kalau kita ingin membikin bayi bagus, siapa yang akan membikin bayi ini harus bagus juga. Makanya harus dikawal dengan tertib dan disiplin," kata Hasto.

 

Jaga kualitas sperma calon pengantin

Menanggapi hal itu, dokter dari Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) dr Ahmad Fariz Malvi Zamzam Zein mengatakan penyiapan kualitas sperma calon pengantin berpengaruh dalam konteks jangka panjang untuk pencegahan stunting.

 

"Bicara terkait sperma laki-laki untuk calon keturunan yang bebas stunting berarti bicara dari faktor kesehatan. Perencanaan jangka panjang dari sisi premarital sebelum pernikahan, ini upaya melestarikan keturunan," kata dokter Fariz. 

 

Namun ia mengingatkan, persoalan pencegahan stunting tidak tidak hanya melihat dari kualitas sperma calon ayah, tapi juga kondisi kesiapan dan kondisi kesehatan manusia dewasa secara umum terkait kebutuhan nutrisi yang tidak kekurangan atau kelebihan gizi.

 

Gandeng Fatayat NU

Untuk mengampanyekan pencegahan stunting, BKKBN menggandeng Fatayat NU untuk advokasi, komunikasi, informasi, dan edukasi program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana). Nota kesepahaman kerja sama antara Fatayat NU dan BKKBN ditandatangani Rabu (17/2) siang oleh Ketua Fatayat NU Anggia Ermarini, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, dan UNPFA.   

 

Direktur Advokasi Hubungan Antarlembaga Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Wahidah Pahen mengatakan kegiatan kemitraan ini adalah salah satu kunci sukses program bangga kencana baik di tingkat pusat maupun lapangan.

 

"Fatayat NU adalah organisasi yang memiliki peran dalam berbagai bidang di antaranya pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, dan sebagainya," kata Wahidah. Fatayat NU saat ini memiliki cabang bahkan ranting di setiap kecamatan, jaringan tersebar hingga pelosok, dipandang sangat tepat untuk turut menjadi agen perubahan dan perbaikan sampai wilayah terpencil dan perbatasan.

 

Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Fathoni Ahmad