Nasional AICIS 2022

Tutup AICIS 2022, Wamenag: Indonesia Jadi Laboratorium Riset Keagamaan

Kam, 3 November 2022 | 21:30 WIB

Tutup AICIS 2022, Wamenag: Indonesia Jadi Laboratorium Riset Keagamaan

Wamenag RI Zainut Tauhid Sa’adi saat menutup menutup AICIS atau Konferensi Internasional Tahunan pada Kajian Keislaman ke-21 di Bali, Kamis (9/11/2022). (Foto: Dok. Humas Ditjen Pendis)

Denpasar, NU Online
Wakil Menteri Agama (Wamenag) Republik Indonesia Zainut Tauhid Sa’adi secara resmi menutup Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) atau Konferensi Internasional Tahunan pada Kajian Keislaman ke-21 di Bali.


Usai dibuka di Mataram, Nusa Tenggara Barat, konferensi internasional yang mengusung tema Future Religion in G-20, Digital Transformation, Knowledge Management and Social Resilience ini dilanjutkan di Bali selama empat hari, Selasa-Jumat, 1-4 November 2022.


“Tidak hanya bagi masyarakat Indonesia, tapi AICIS juga untuk kemajuan peradaban bangsa. AICIS 2022 digelar menjadi bagian dari gelaran besar internasional yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Sebagai sebuah agenda besar, posisinya sangat strategis dalam rangka mempromosikan hasil-hasil riset di bidang keislaman,” kata Wamenag saat menutup acara, Kamis (3/11/2022).


Kegiatan ini, lanjut Zainut Tauhid, menunjukkan bahwa Kementerian Agama memiliki komitmen sangat besar untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam penyelenggaraan G20. “Kita berharap bisa berjalan sukses dan berkualitas,” ujarnya.


Menurut dia, yang sangat menarik dari gelaran AICIS ini yaitu terkait transformasi digital sebagai pintu utama tersebut diharapkan dapat merespons perkembangan terkini tentang diskursus dan tuntutan kajian Islam.  Ke depan, Indonesia akan bisa menjadi laboratorium riset keagamaan.


“AICIS menjadikan transformasi digital yang dilakukan oleh Direktorat PTKI Ditjen Pendidikan Islam harus mampu melahirkan hasil-hasil kajian yang menawarkan berbagai solusi dan pendekatan digital, agar umat manusia khususnya masyarakat Islam dapat merespons dan mengkreasi masa depan yang lebih maju dari pemikiran-pemikiran tersebut,” harapnya.


Wamenag mengatakan, AICIS yang mengambil dua lokasi berbeda yaitu Mataram dan Bali harus benar-benar memberikan sumbangsih pemikiran brilian dan transformasi digital dalam isu-isu kekinian.


Dengan penuh kebanggaan, Wamenag bersyukur bahwa AICIS 2022 ini telah melahirkan Dokumen Bali yang menjadi ikon masyarakat sehingga mampu menjadi katalisator bagi lahirnya Bali Document.


“Dokumen ini berisi pesan kedamaian dan kesejahteraan untuk masyarakat beragama. Baik untuk masa kini maupun masa depan,” ungkap pria asal Jepara, Jawa Tengah ini disambut aplaus hadirin.


Wamenag mengatakan, ada 9 pesan strategis menyangkut agama yang terkait dengan kontekstualisasi ilmu pengetahuan dan juga manfaatnya bagi kemanusiaan. Lalu, terkait dengan ketahanan sosial berbasis perdamaian di berbagai level kehidupan masyarakat.


“Bagi Kementerian Agama, AICIS ini mendukung pemerintah Indonesia untuk mengajak masyarakat dunia agar terus menjaga perdamaian dan berinovasi dalam menghadapi masa depan. Ketika Indonesia merasa penting untuk mempromosikan kebersamaan untuk lebih kuat menghadapi segala tantangan di masa akan datang,” tandasnya.


Secara khusus, Wamenag mengapresiasi penyelenggaraan AICIS 20222 yang telah menorehkan sejarah baru yang berbeda. “Tahun depan, mungkin bisa tiga lokasi agar lebih berbeda,” ujar Zainut Tauhid seraya tersenyum.


Wamenag mengaku memiliki tiga catatan khusus atas gelaran AICIS 2022. Pertama, ia melihat agenda ini memiliki harapan sangat besar bahwa akan terus dapat menjadi barometer dalam Pendidikan Islam dengan potensi yang mengungkgap isu-isu penting dan visioner.


“Yakni, setelah mampu menunjukkan diri sebagai sebuah konferensi bergengsi yang melibatkan para pakar dalam dunia Islam. Bahkan, para pakar tersebut tidak hanya berasal dari kalangan Muslim, namun juga dari kalangan non muslim. Juga dari berbagai belahan dunia,” ungkapnya.


Kedua, lanjut Zainut, Kemenag memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memajukan kehidupan beragama di Indonesia dengan berbagai pengalaman beragama yang dimiliki Indonesia telah menjadi sorotan dunia Islam dalam berbagai aspeknya.


“Ketiga, saya optimis sebagaimana harapan Menteri Agama, Indonesia dapat menjadi pemimpin dunia Islam untuk mempromosikan Islam modern. Keyakinan tersebut bukan isapan jempol karena Indonesia memiliki sumber daya manusia yang sangat luar biasa,” tandas Wamenag.


Pewarta: Musthofa Asrori
Editor: Zunus Muhammad