Unusia Gelar Kuliah Umum Bersama Penasihat Presiden Palestina Mahmoud Al-Habbash
Jumat, 9 Agustus 2024 | 20:30 WIB
Unusia mengadakan kuliah Umum bersama Penasihat Presiden Palestina Mahmoud Al-Habbash di gedung Aula Unusia Lantai 4, Jl. Taman Amir Hamzah, Jakarta, Jumat (9/8/2024). (Foto: dok. Unusia)
Mufidah Adzkia
Kontributor
Jakarta, NU Online
Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) mengadakan kuliah Umum bersama Penasihat Presiden Palestina Mahmoud Al-Habbash bertajuk Menjaga Perdamaian, Mempererat Persahabatan di gedung Aula Unusia Lantai 4, Jalan Taman Amir Hamzah, Jakarta, Jumat (9/8/2024).
Mahmoud Al-Habbash mengaku bahwa dirinya mengingat dan merindukan momen 20 tahun yang lalu ketika menjadi mahasiswa saat melihat mahasiswa Unusia.
“Sungguh pada detik-detik ini saya mengingat momen 20 tahun lalu masa saya menjadi mahasiswa seperti hadirin sekalian, dimana ada rasa rindu dan syahdu pada saat momen momen seperti ini kita mendiskusikan keilmuan karena tidak ada yang lebih baik untuk pecinta ilmu selain majelis keilmuan,” terang Mahmoud Al-Habbash.
Dia juga menjelaskan, waktu manusia di dunia sangatlah pendek. Sebab itu sebagai manusia sudah seharusnya bisa mengatur prioritas.
“Saya akan memberikan contoh bagaimana prioritas dan bagaimana kita harus bisa menyusun secara tertib dan runut terhadap prioritas tersebut contohnya adalah waktu shalat,” ucapnya.
Al-Habbash menjelaskan shalat adalah kewajiban dalam ajaran Islam contohnya shalat zuhur adalah salah satu shalat yang diwajibkan Allah tetapi tidak bisa melaksanakannya di waktu subuh demikian juga sebaliknya.
Ia menjelaskan bahwa setiap amal, pekerjaan, dan ibadah memiliki waktunya sendiri dan termasuk dalam ilmu fiqih Islam yang disebut fiqih prioritas bahwa para ulama telah memberikan rambu-rambu apa yang sekiranya bisa dilakukan secepatnya dan yang bisa dilakukan lain waktu.
Al-Habbash juga menyampaikan isu yang penting yaitu keterkaitan antara keilmuan, kebudayaan, sosial kemasyarakatan, dan politik.
“Semua permasalahan, memiliki hubungan yang sangat erat terhadap kehidupan manusia, saling mempengaruhi. Kehidupan sosial mempengaruhi kehidupan keagamaan, kehidupan keagamaan mempengaruhi kehidupan politik dan seterusnya,” jelasnya.
Al-Habbash menyampaikan, kunjungannya bertujuan untuk mempererat persahabatan dan persaudaraan.
“Sesuai dengan tema yang tertulis yaitu Unusia berdiri bersama Palestina dan tema ini juga yang menjadi prinsip keberadaan saya dan alasan kunjungan saya ke Indonesia dan kampus ini yaitu untuk menyambung hubungan persahabatan memperkuat hubungan persaudaraan antara 2 bangsa yaitu bangsa Palestina,” pungkas Al-Habbash.
Dia mengatakan membela Palestina sama halnya dengan membela Indonesia, membela Yerusalem sama halnya dengan membela Jakarta. Karena itu, ia sekali lagi membaca tema kuliah umum ini yaitu "kita berdiri bersama Palestina".
Sementara itu, Wakil Rektor Unusia Bidang Kerjasama dan Hubungan Internasional, Syahrizal Syarif, menjelaskan bahwa Unusia sejalan dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan pemerintah untuk mendukung dan memberikan rasa keprihatinan terhadap situasi di Gaza.
“Unusia sejalan dengan kebijakan PBNU dan juga pemerintah Indonesia yaitu dukungan dan keprihatinan situasi yang terjadi di Gaza,” Syahrizal.
Dia juga menyampaikan harapannya untuk dapat bekerja sama dengan perguruan tinggi di Gaza. "Kami berharap perguruan tinggi NU bisa bekerjasama dengan perguruan tinggi di Gaza,” ucap dia.
Syahrizal Syarif mengharapkan, suatu saat Unusia dapat memberikan beasiswa untuk mahasiswa di Palestina untuk berkuliah di Unusia, termasuk juga perguruan tinggi NU lain yang ada di Indonesia.
Terpopuler
1
Ini Link Download Logo Hari Santri 2024
2
Arus Komunikasi di Indonesia Terdampak Badai Magnet Kuat yang Terjang Bumi
3
PBNU Nonaktifkan Pengurus di Semua Tingkatan yang Jadi Peserta Aktif Pilkada 2024
4
Pergunu: Literasi di Medsos Perlu Diimbangi Narasi Positif tentang Pesantren
5
Kopdarnas 7 AIS Nusantara Berdayakan Peran Santri di Era Digital
6
Menyoal Kampanye Debat Publik di Pilkada Calon Tunggal
Terkini
Lihat Semua