Nasional

Van Bruinessen: Gus Dur Berjasa Luar Biasa Bagi Peneliti Asing

NU Online  ·  Senin, 3 Desember 2012 | 12:07 WIB

Surabaya, NU Online 
Kehadiran peneliti terkanal asal Belanda Martin Van Bruinessen dalam acara bedah buku “Kitab Kuning, Pesantren dan Tarikat” Senin (03/12) berhasil menyedot ratusan mahasiswa di Auditorium IAIN Sunan Ampel Surabaya.
<>
Pada acara yang diadakan Rektorat IAIN Sunan Ampel Surabaya, Martin, begitu ia akrab disapa, banyak menguraikan perjalanannya sebagai peneliti mulai dari Kurdi, Turki hingga Indonesia.

Dalam acara bedah “Kitab Kuning, Pesantren dan Tarikat “ adalah salah satu buku hasill pengembaraan di Indonesia yakni saat menyelesaikan beasiswa post doctoral sambil mengajar di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Menurut Martin dia bisa melakukan penelitian Islam Indonesia khususnya Pesantren di Nusantara berkat jasa Gus Dur. Baginya Gus Dur adalah orang Indonesia yang sangat berjasa dalam untuk membuka akses peneliti asing termasuk untuk mempermudah penelitinya.

“Gus Dur adalah pintu luar negeri untuk para peneliti asing salah satu yang dibawa Gus Dur adalah saya, sehingga santri tidak merasa minder lagi dengan orang asing dan bisa berdiskusi denganya. Hal ini adalah jasa yang sangat luar biasa,” jelasnya

Pria kelahiran Belanda 1946 ini juga menyatakan islam Indonesia ada pengaruh dari Kurdi dan Turki. “Ada pengaruh Kurdi pada Islam Indonesia walaupun tidak secara langsung tapi pengaruh ini melalui Madinah kitab kitab dari Kurdi adalah albarjanji karya Syaikh Abdul al-Rauf dan Tanwir ql-Qulub,” tegasnya.

Dalam sesi sambutanya rektor IAIN Sunan Ampel Prof Dr H Abd A’la. Menegaskan bahwa “IAIN sunan Ampel surabaya adalah kepanjangan pesantren dan menjaga nilai-nilai khazanah klasik Islam Indonesia yang dikembangkan Walisongo dan menjadi nilai nilai pesantren sangat akomodatif,” jelasnya.

Sebagai penutup peneliti asal Belanda yang j juga fasih berbahasa Indonesia ini mnyeimpulkan perkembangan Islam Indonesia. Islam di Indonesia berasal dari Arab dan di perkaya nilai nilai lokal, Kurdi dan Turki.


Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Anang Romli