Obituari

Innalillahi, Santri Kiai Hasyim Asy’ari, Mbah Rusmani Wonogiri Wafat

Kam, 11 Maret 2021 | 07:45 WIB

Innalillahi, Santri Kiai Hasyim Asy’ari, Mbah Rusmani Wonogiri Wafat

Mbah Rusmani, salah satu murid Kiai Haysim Asy'ari. (Foto: Ali Mahbub(

Wonogiri, NU Online

Innalillahi wa inna ilahihi rajiun.
Kabar duka datang dari Wonogiri, Jawa Tengah. Salah satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU) di Wonogiri yang juga santri KH Hasyim Asy'ari, KH Rusmani Wafat, Kamis (11/3) pukul 11.30 WIB. Mbah Rusmani wafat di kediamannya di Kauman, Dusun Miri, Desa Gedawung, Kecamatan Kismantoro, Kabupaten Wonogiri.

 

Informasi yang diterima NU Online, seminggu yang lalu Mbah Rusmani yang berusia seratus tahun ini sempat dirawat karena sakit. "Hari Jumat (5/3/2021) lalu, beliau sempat tidak sadarkan diri. Untuk pernafasan juga dibantu dengan peralatan oksigen," terang Gus Mail, putra Mbah Rusmani, kepada NU Online.

 

Gus Mail menerangkan, jenazah Kiai Rusmani akan dimakamkan sesuai wasiatnya semasa hidup, yakni di lingkungan kediamannya. Keluarga memutuskan almarhumah dimakamkan sebelah barat ndalem jam sepuluh malam ini.

 

Kiai yang tawadhu

Semasa hidupnya, Mbah Rusmani dikenal sebagai seorang kiai yang sangat tawadhu. Saat NU Online sowan ke kediamannya, tahun 2018 lalu, Mbah Rusmani sempat menutup-nutupi jatidirinya. Ia sebelumnya tidak mengakui kalau saat mudanya pernah bertemu dan ngaji secara langsung kepada Pendiri NU itu.

 

Ia justru menyampaikan kalau yang pernah mondok di Tebuireng itu adalah saudaranya, bukan dirinya. Mbah Rusmani yang siang itu mengenakan baju koko putih, peci putih, dan dibalut sorban lalu berkata, "Kulo namung sering sowan mriko (saya hanya sering berkunjung ke sana)," tuturnya. “Mboten nderek ngaos (tidak ikut mengaji),” sambungnya. Sebuah jawaban yang mencerminkan kerendahan hati dan ketawadhu’an santri pada seorang guru.

 

Mbah Rusmani tinggal bersama putri pertama dan menantunya. Mbah Rusmani sendiri memiliki empat orang putra-putri yang semuanya sudah berkeluarga dan tiga di antaranya tinggal di luar Kota Wonogiri. Tiap hari kediamanya tidak pernah sepi dari para tamu yang datang. Para tamu yang datang biasanya adalah para pengurus NU, santri, dan masyarakat yang sekadar ingin mengadukan persoalan hidup atau meminta nasihat dan doa restu darinya.

 

Lahul fatihah.

 

Kontributor: Rojif Mualim, Ajie Najmuddin
Editor: Kendi Setiawan