Obituari

Mengenang Tiga Hari Wafatnya KH Burhan Jamil, Tokoh Penggerak NU Jambi

Sel, 15 September 2020 | 00:30 WIB

Mengenang Tiga Hari Wafatnya KH Burhan Jamil, Tokoh Penggerak NU Jambi

Almarhum KH Burhan Jamil, Penggerak NU di Jambi (Foto: keluarga)

Tebo, NU Online

Meski sudah tiga hari berpulang, namun pusara KH Burhan Jamil MY, Pengasuh Pesantren Raudhatul Mujawwidin Tebo, Jambi, masih ramai dikunjungi oleh para peziarah dari dalam kota maupun luar kota. 

 

KH Burhan Jamil MY atau lebih sering disebut Abi Burhan, dipanggil oleh Allah pada hari Sabtu, 12 September 2020 sekitar pukul 06.30 WIB di Pesantren Ayatirrahman Parung, Bogor, Jawa Barat. 

 

Kehadirannya di Bogor dalam rangka mengikuti pelatihan sekaligus silaturahim ke keluarga dan tokoh-tokoh NU. Meski dalam keadaan sakit, semangat Abi Burhan tidak pernah surut bila terkait kegiatan Ke-NU-an.

 

"Abi Burhan adalah sosok pencinta bahkan penggerak NU, khususnya di wilayah Jambi Barat. Meski sedang sakit, semangatnya berkhidmah di NU tak pernah surut. Kami mengucapkan terima kasih kepada PCNU Bogor yang membantu proses pemulasaraan jenazah dan membantu kepulangan jenazah menuju Jambi," papar Ketua MWCNU Singkut, Kabupaten Sarolangun Ustadz Muttaqin yang saat itu mendampingi Abi Burhan.

 

Diketahui, bahwa Abi Burhan telah lama mengidap diabetes dan kondisi stamina beliau menurun karena kelelahan dengan segala aktivitas agenda kegiatan yang dilaksanakan. 

 

"Hidup Abi dipersembahkan untuk agama dan NU. Abi dan NU bagai sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Kami sering berdiskusi tentang NU dan pemikiran-pemikiran Abi sangat menginspirasi kami untuk semangat berkhidmah untuk NU Rimbo Bujang.

 

Bahkan, Pesantren Raudlatul Mujawwidin adalah pionir pendirian Pimpinan Cabang IPNU-IPPNU Kabupaten Tebo. Hidupnya dihabiskan memikirkan untuk NU dan umat, jadi wajar saja saat beliau pergi, masyarakat Tebo dan sekitarnya sangat terpukul dan merasakan duka mendalam," tutur Rais MWCNU Rimbo Bujang, Tebo KH Nashihun alhafidz.

 

KH Burhan Jamil lahir di Grobogan, Jawa Tengah, 9 Juni 1967. Ia adalah murid dari KH Sya'roni Ahmadi Kudus. Setelah cukup menimba ilmu di Kudus, Kiai Burhan pindah ke Jambi dan berjuang merintis mendirikan Pesantren Raudlatul Mujawwidin bersama Nyai Ulil Azmi Dewi Khafsoh (asal Mojokerto Jatim) yang Oktober nanti perjalanan pesantren tersebut genap berusia 25 tahun.

 

Sekolah formalnya terdiri dari jenjang TPQ, RA, MI, MTs, MA, Mu'alimin Mu'alimat, dan SMK.

 

Sebagai pengasuh pesantren, Abi dikenang oleh para ustadz-ustadzah maupun para santri sebagai sosok yang ramah, halus, dan bijaksana. "Kami keluarga besar Raudlatul Mujawwidin sangat merasa kehilangan, Ilmu Kiai Burhan sangat luas. Ia adalah kiai yang multitalent dan juga visioner," ujar Ustadzah al-Barokah. 

 

"Abi adalah guru sekaligus bapak kami. Abi terbuka terhadap ide-ide baru yang konstruktif, Abi juga sangat 'ngemong, ngopeni' terhadap para ustadz dan santri. Mewakili keluarga, kami menghaturkan terima kasih kepada semua yang hadir memberi penghormatan pada Abi yang dari Tebo maupun yang dari luar Tebo," sambung adik ipar Abi Burhan ini.

 

Kontributor: Karyati Inayah, Qomarul Adib
Editor: Abdul Muiz