Pendidikan Islam THORIQOTUL HUDA

Pesantren Salafiyah di Kawasan Pesisir

Sen, 3 Agustus 2015 | 13:51 WIB

Salah satu pondok pesantren yang ikut mengembangkan pendidikan Islam di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, adalah Pondok Pesantren Thoriqul Huda. Letaknya di kawasan pesisir di Desa Kedungkarang, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak.
<>
Meski lokasinya terpencil, santri pesantren berusia 20 tahun ini tidak hanya berasal dari warga sekitar, tapi juga dari luar Pulau Jawa. Setiap hari mereka belajar ilmu-ilmu agama Islam yang terangkum dalam berbagai kitab salaf dengan metode pembelajaran tradisional.

Para santri dalam jumlah yang besar diajar seorang kiai tanpa dipisahkan secara klasikal atau di kalangan pesantren kerap disebut metode bandongan. Para santri yang datang dari berbagai latar belakang itu juga belajar, termasuk menghafal, al-Qur’an.

“Setiap tahunnya kami mengadakan acara wisuda santri untuk melepas santri yang telah menyelesaikan pembelajaran al-Qur’an secara binnadzor (membaca dengan melihat teks) ataupun bilghoib (dengan hafalan),” ujar KH Abdul Hadi Thosin, pengasuh Pesantren Thoriqul Huda didampingi istrinya, Ny Hajjah Akhsanah kepada NU Online.

Seperti layaknya pesantren-pesantren lain, Pesantren Thoriqul Huda menyediakan kamar tidur dengan seluas cukup untuk 5-10 orang, aula, dapur, dan jenis bangunan lainnya yang dibutuhkan santri. 

Antara santri putra dan santri putri ditempatkan secara terpisah hal ini untuk menjaga ketertiban dan etika dalam pembelajaran. Jadwal pembelajaran dibuat tak seperti kurikulum di sekolah formal. Pengelola pesantren mengatur sendiri pembelajaran dengan jam yang disesuaikan dengan kebutuhan.

Kendati masuk kategori lembaga pendidikan nonformal, Pesantren Thoriqul Huda tetap memberi ijazah atau tanda lulus kepada santri yang telah purna masa belajarnya di setiap khaflah akhirissanah (perayaan kelulusan). Para santri yang telah diwisuda kemudian dipersilakan kembali ke kampung halaman untuk bisa melanjutkan kegiatan dakwah, mengajar al-Qur’an, dan kegiatan-kegiatan pengabdian sosial lainnya.

“Acara Haflah secara rutin kami adakan setiap tanggal 15 Sya’ban. Kami menggelar rangkaian acara Muwadaah Akhirussanah dengan Tahtimul Qur’an, haul Massal, dan Pengajian Umum,” kata KH Abdul Hadi Thosin. (Muin/Mahbib)

Terkait

Pendidikan Islam Lainnya

Lihat Semua