Pesantren

Santri Kempek Bertanya Kesehatan dari Maag sampai Ginjal

Sel, 4 Oktober 2016 | 08:01 WIB

Santri Kempek Bertanya Kesehatan dari Maag sampai Ginjal

Seorang santri Kempek bertanya kesehatan

Cirebon, NU Online
Bagaimana bila para santri diajak berbicara tentang kesehatan? Ternyata meriah dan antusias. Itulah yang tergambar selama berlangsungnya talkshow “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Melalui Gerakan Pesantren Sehat” di Pondok Pesantren KHAS Kempek, Cirebon, Jawa Barat, Ahad (2/10) lalu. 

Hal itu terlihat tidak hanya dengan sikap fokus mereka memperhatikan paparan para pembicara, tapi juga keinginan untuk mempedalam pengetahuan seputar kesehatan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan setelah sesi paparan.

Seorang santri misalnya bertanya, apa itu penyakit ginjal? Santri lain bertanya bagaimana langkah pertama menghadapi keluhan mag dan lambung yang sangat mungkin diderita para santri yang harus tinggal di pesantren?

Para pembicara pun menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan tak kalah menariknya. Ahmad Faris Malki Zamzam Zein dari Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Wini Nurwini dari Dinkes Provinsi Jawa Barat, serta A Qoyyim dan Amdad dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. 

Faris memaparkan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat di pesantren. “Dalam waktu mendatang, santri diharapkan akan ikut mengampanyekan perilaku hidup sehat sebisa mereka, walaupun dengan cara yang sederhana. Misalnya dalam kehidupan sehari-hari, santri dapat bertanya, Pak, Bu, kalau setiap hari ada rutinitas apa? Olahraga apa tidak?” ungkap pria yang akrab disapa Dokter Faris menyampaikan contoh peran santri dalam upaya membantu menerapkan perilaku hidup sehat.

Dokter Faris juga mengatakan penanaman perilaku hidup sehat, menjadi bekal penting. Dalam konteks ini, santri dapat memberikan manfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Ia mengingatkan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang memberikan manfaat, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Menurut Wini Nurwini, peningkatan PHBS sejalan dengan Trias Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), yaitu meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik, menciptakan lingkungan sekolah yang sehat, sehingga tercapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal dalam upaya membentuk manusia Indonesia yang berkualitas. 

Sementara itu Dokter Amdad mengatakan PHBS di Pondok Pesantren dapat dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun, mengkonsumsi jajanan sehat, menggunakan jamban yang bersih dan sehat. 

Ia menambahkan, olahraga yang teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di lingkungan pesantren, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan, membuang sampah pada tempatnya.

Adapun Dokter A Qoyyim menyampaikan bahwa santri dapat melakukan pola hidup sehat dengan rutinitas yang juga dianjurkan di dunia pesantren, yakni dengan salat tahajud dan puasa rutin. Ia mengatakan, puasa terbukti menyehatkan fisik.

Talkshow “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Melalui Gerakan Pesantren Sehat” merupakan rangkaian kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) di Pesantren. Selain di Jawa Barat, kegiatan yang terselenggara atas kerja sama LK PBNU dan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan ini, juga akan diselenggarakan di Jombang, Jawa Timur, akhir Oktober mendatang. (Kendi Setiawan/Abdullah Alawi)

t

Terkait

Pesantren Lainnya

Lihat Semua