
Wali abdal tidak pernah melaknat, menyakiti, merendahkan, dan melampaui batas terhadap apapun dan siapapun
Alhafiz Kurniawan
Penulis
Kata āabdÄlā adalah bentuk jamak dari kata ābadalā atau pengganti. Syekh Ihsan Jampes dalam Kitab Sirajut Thalibin ala Minhajil Abidin mengatakan, abdal adalah sekelompok wali Allah, pemuka agama sepeninggal para nabi. Ulama berbeda pendapat perihal jumlah mereka.
Wali abdal adalah paku bumi. Setelah masa kenabian selesai, Allah menggantikan kedudukan para nabi dengan sekelompok orang dari umat Nabi Muhammad SAW. Mereka lebih utama dari kebanyakan orang lain bukan karena kebanyakan shalat, kebanyakan puasa, dan banyak perhiasan, tetapi karena kewaraāan yang benar, niat yang tulus, kebersihan batin terhadap semua umat Islam, bimbingan terhadap mereka dengan mengharap ridha Allah, sabar tanpa kasar, rendah hati tanpa terhina.
Ų„Ł ŲØŲÆŁŲ§Ų” Ų£Ł
ŲŖŁ ŁŁ
ŁŲÆŲ®ŁŁŲ§ Ų§ŁŲ¬ŁŲ© ŲØŲµŁŲ§Ų© ŁŁŲ§ ŲµŁŲ§Ł
ŁŁŁŁ ŲÆŲ®ŁŁŁŲ§ ŲØŲ³Ų®Ų§Ų” Ų§ŁŲ£ŁŁŲ³Ų ŁŲ³ŁŲ§Ł
Ų© Ų§ŁŲµŲÆŁŲ±Ų ŁŲ§ŁŁŲµŲ ŁŁŁ
Ų³ŁŁ
ŁŁ Ų±ŁŲ§Ł Ų§ŁŲÆŲ§Ų±ŁŲ·ŁŁ ŁŁ ŁŲŖŲ§ŲØ Ų§ŁŲ§Ų¬ŁŲ§ŲÆ ŁŲ§ŲØŁ ŁŲ§Ł ŁŁ Ł
ŁŲ§Ų±Ł
Ų§ŁŲ£Ų®ŁŲ§Ł ع٠اŁŲس٠ع٠أŁŲ³
Artinya: āRasulullah sawĀ bersabda, 'Wali abdal dari umatku tidak masuk surga karena shalat dan puasanya, tetapi mereka masuk surga karena kemurahan hati, kesucian batin, dan nasihat tulusĀ terhadap umat,ā (HR Daruqutni di Kitab Al-Ajwad dan Ibnu Lal di Makarimul Akhlaq),ā (Syekh Ihsan M Dahlan Jampes, Sirajut Thalibin ala Minhajil Abidin, [Indonesia, Daru Ihyaāil Kutubil Arabiyyah: tanpa catatan tahun], juz I, halaman 260).
Wali abdal tidak pernah melaknat, menyakiti, merendahkan, dan melampaui batas terhadap apapun dan siapapun. Mereka tidak mendengki orang yang diberi anugerah sesuatu oleh Allah. Mereka orang yang paling baik pengetahuan atas sebuah hakikat, paling lembut tabiat, dan paling murah hati.
ŁŁŲ§Ł Ų§ŁŲ“ŁŲ®: Ł
Ł ŲØŲÆŁŲŖ Ų³ŁŲ¦Ų¢ŲŖŁ ŲŲ³ŁŲ§ŲŖ ŁŁŁ ŲØŲÆŁ
Artinya: āSyekh As-Syadzili berkata, āSiapa saja yang keburukannya berganti menjadi kebaikan, maka ia adalah salah seorang (wali) abdal,āā (Lihat Syekh Ihsan M Dahlan Jampes: I/262).
Imam Al-Ghazali mengisahkan percakapan seseorang dengan ulama di zamannya perihal amalan wali abdal dalam Kitab Ihya Ulumiddin berikut ini:
ŁŁŲ§Ł ŲØŲ¹Ų¶ŁŁ
ŁŲØŲ¹Ų¶ Ų§ŁŲ¹ŁŁ
Ų§Ų” Ł
Ł ŁŁ Ų¹Ł
Ł Ų£Ų¹Ų·Ų§ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŲµŁŲØŲ§ ŲŲŖŁ Ų°ŁŲ± Ų§ŁŲŲ¬ ŁŲ§ŁŲ¬ŁŲ§ŲÆ ŁŲŗŁŲ±ŁŁ
Ų§ ŁŁŲ§Ł ŁŁ Ų£ŁŁ Ų£ŁŲŖ Ł
Ł Ų¹Ł
Ł Ų§ŁŲ£ŲØŲÆŲ§Ł ŁŲ§Ł ŁŁ
Ų§ ŁŁ ŁŲ§Ł ŁŲ³ŲØ Ų§ŁŲŁŲ§Ł ŁŲ§ŁŁŁŁŲ© Ų¹ŁŁ Ų§ŁŲ¹ŁŲ§Ł
Artinya: āSeseorang berkata kepada seorang ulama, āDari setiap jenis amal, Alhamdulillah Allah kasih saya andil di dalamnya,ā lalu ia menyebut ibadah haji, jihad, dan amal ibadah lainnya. āTetapi di mana andilmu pada amal wali abdal?ā tanya ulama tersebut. āAmal jenis apa itu?ā ia bertanya balik. āUsaha halal dan menafkahi keluarga,ā jawab ulama tersebut,ā (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz II, halaman 36).
Pada prinsipnya wali abdal adalah orang yang menjaga diri dari larangan agama baik lahir maupun batinnya. Wallahu aālam. (Alhafiz Kurniawan)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Meyongsong HUT RI dengan Syukur dan Karya Nyata
2
Khutbah Jumat: Menjadikan Aktivitas Bekerja sebagai Ibadah kepada Allah
3
Khutbah Jumat: Menjaga Kerukunan dan Kerja Sama Demi Kemajuan Bangsa
4
Khutbah Jumat: Dalam Sunyi dan Sepi, Allah Tetap Bersama Kita
5
Redaktur NU Online Sampaikan Peran Strategis Media Bangun Citra Positif Lembaga Filantropi
6
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tetap Gelar Aksi, Tuntut Mundur Bupati Sudewo
Terkini
Lihat Semua