Tokoh

Teladan Mbah Dullah Salam: Dari Hubbul Ilmi hingga Keistiqamahan

Sab, 26 Januari 2019 | 11:10 WIB

Teladan Mbah Dullah Salam: Dari Hubbul Ilmi hingga Keistiqamahan

KH Abdullah Zain Salam (santrimabny.blogspot.com)

KH Abdullah Zain Salam dikenal memiliki teladan-teladan yang mulia, mulai dari kecintaan mendalam pada ilmu pengetahuan, memiliki kebiasaan mengembara demi mencari ilmu pengetahuan, dan keteladanan lain. 

Jamal Makmur Asmani penulis buku “Keteladanan KH Abdullah Zain Salam”membebeberkan keteladanan tersebut di hadapan 250 peserta bedah buku di Masjid Al-Waq, kompleks Pesantren Yanbuul Quran Boarding School 1 Pati, Jumat (25/1) siang kemarin.

Menurut Jamal Makmur Asmani, KH Abdullah Zain Salam meskipun sudah wafat namun teladan-teladannya masih patut ditiru para santri dan anak muda zaman sekarang.

Adapun teladan-teladan yang ia maksud, pertama, mencintai ilmu pegetahuan atau hubbul ilmi. “Mbah Kiai Abdullah Zein Salam adalah sosok kiai yang sangat mencintai ilmu. Terbukti, beliau mondok dan menimba ilmu dari satu kiai ke kiai lain, dari satu pesantren ke pesantren lain. Beliau adalah pribadi yang mencintai ilmu sepanjang hayat. Sudah menjadi kiai pun, Mbah Dullah masih tetap mengaji, antara lain, berguru kepada Mbah Abdul Hamid Pasuruan dan Mbah Kiai Arwani Amin, besannya sendiri,” jelasnya

Kedua, lanjut akademisi Institut Pesantren Mathaliul Falah (Ipmafa) Pati itu Mbah Dullah yang lahir di Desa Kajen Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati Hubbu Rihlatit Taallum.

“Beliau sosok kiai yang gemar melakukan rihlah atau perjalanan ilmu. Oleh karena dorongan cintanya akan ilmu, beliau sering mondok dan berkunjung kepada para ahli ilmu. Di antara guru-guru beliau adalah Hadhratusysyekh KH Hasyim Asy'ari Jombang, KH Sa'id Sampang Madura, KH Abdul Hamid Pasuruan, KH Muhammad Arwani Amin Kudus,” lanjut Jamal.

Ketiga urai peraih gelar Doktor UIN Walisongo Semarang itu Mbah Dullah termasuk hubbur riyadlah. Mbah Dullah urainya adalah kiai yang suka riyadlah atau tirakat. Saking sukanya dengan tirakat hatinya sama sekali tidak terikat dengan dunia.

“Tirakat santri, menurut Mbah Dullah, adalah mengaji, mengaji, dan mengaji. Jika ada santri melakukan puasa sunnah, sampai mengalahkan ngajinya, maka Mbah Dullah Salam tidak menyukai hal ini, sebab perkara sunnah (puasa sunnah) tidak boleh mengalahkan perkara wajib (mengaji/thalabul 'ilmi),” kata penulis buku ini.

Keteladanan berikutnya sebut penulis produktif itu Hubbul Jihad. “Mbah Dullah Salam adalah kiai yang gemar berjihad. Jihad di sini, bukan dimaknai sebagai jihad berlaga di medan perang. Melainkan, jihad diartikan sebagai berjuang dengan sekuat tenaga, untuk mengajarkan, menyebarkan dan mengembangkan agama Islam, melalui jalan pendidikan Al-Qur’an, ilmu-ilmu agama dan tarekat. Selain mengajar Al-Qur’an dan ilmu-ilmu agama Islam, Mbah Dullah juga menjadi Mursyid Tarekat Naqsyabandiyyah Khalidiyyah.”

Menurut penulis buku Keteladanan KH Abdullah Zain Salam; Kiat Sukses Membangun Pendidikan Keluarga itu Mbah Dullah yang masih punya hubungan kerabat dengan Mbah Mutammakin juga termasuk hubbul ukhuwwah.

Beliau sangat suka silaturrahim. Kegemaran beliau untuk melakukan silaturrahim itu menunjukkan beliau adalah kiai yang cinta kepada persaudaraan. Menurut Kiai Zaki, Mbah Dullah sangat gemar meminta doa kepada para ulama untuk anak-anaknya. Beliau juga suka meminta doa anak-anak kecil, yang menurut beliau belum memiliki dosa, sehingga doa akan mudah dikabulkan.

Teladan keenam Hubbul Jamaah. “Beliau kiai yang Istiqamah dalam shalat berjamaah. Bahkan dalam keadaan sakit pun, dengan tertatih-tatih, Mbah Dullah Salam selalu hadir dalam shalat berjamaah lima waktu di mushahla pesantren beliau,” puji dia.

Kepada santi dan asatid Yanbuul Quran 1 Pati, Jamal Makmur membeberkan bahwa Mbah Dullah  adalah sosok yang sangan konsisten atau hubbul istiqamah. “Mbah Kiai Abdullah Salam adalah sosok kiai yang sangat disiplin soal waktu. Dalam hal apa pun, baik ibadah, zikir, mengajar dan hal-hal lain, Mbah Dullah selalu disiplin dan tepat waktu. Hal ini menunjukkan bahwa Mbah Dullah merupakan pribadi yang hubbul Istiqamah, cinta kepada Istiqamah. Selain cinta Istiqamah, beliau juga gemar mentarget dan memanage seluruh waktunya, supaya produktif dan bermanfaat bagi orang lain,” tegasnya.

Adapun keteladanan terakhir, ke depalan, hubbus sadaqah. “Mbah Dullah Salam adalah Kiai yang sangat gemar bersedekah. Jika ada orang yang suka pada barang-barang yang beliau miliki, maka seketika beliau akan memberikan, seperti sebuah angin yang mudah berembus ke sana ke mari meniupkan kesejukan. Beliau selalu mengajarkan, jika kita ingin anak-anak kita menjadi orang, gemarlah bersedekah dan niatkanlah untuk anak-anak kita,” pungkasnya. (Syaiful Mustaqim)