Aisyah Hamid Baidhowi: Politisi NU Harus Punya Komitmen
NU Online · Jumat, 9 Juli 2010 | 09:35 WIB
Kalangan generasi muda Nahdliyin yang terjun ke dunia politik harus memiliki komitmen yang tinggi pada kebenaran dan perjuangan kerakyatan berbasis partai. Artinya mereka yang aktif berjuang di partai harus berani berkomitmen untuk menghadapi resiko politik secara jantan.
Demikian dinyatakan oleh mantan juru bicara Fraksi Karya Pembangunan pada zaman Orde Baru, Aisyah Hamid Baidhowi kepada NU Online di Jakarta, Jum'at (9/7). Menurut Aisyah, salah satu bentuk komitmen berpolitik adalah dengan tidak menjadi "bajing loncat."<>
"Seperti saya misalnya, pada waktu Golkar sedang dihujat-hujat oleh banyak orang, saya menolak tawaran untuk pindah ke PKB. Menurut saya tidak semestinya kita meninggalkan tempat yang telah membesarkan seseorang pada saat tempat tersebut sedang dilanda makian," terang Aisyah yang juga sesepuh Muslimat NU ini.
Lebih lanjut Aisyah menjelaskan, berpindah dari satu partai politik karena tidak lagi menguntungkan secara pribadi, bukanlah sikap negarawan yang patut ditiru. Mestinya seorang politisi yang bermoral, dapat menjaga kehormatannya dengan mempertaruhkan karir politik unruk menyelamatkan tempat yang telah membesarkannya.
"Justru sangat tidak bermoral sekali, menurut saya, jika pada waktu kejatuhan Orde Baru saya memilih hengkang dari Golkar. Karena sejak awal saya berjuang dengan fasilitas Golkar, maka saya mempunyai tanggung jawab untuk menyelamatkan Golkar. Saya tidak bisa berpura-pura bahwa selama waktu itu saya sebenaranya tidak puas dengan Golkar," kenang adik Mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid ini.
Hingga saat ini, Aisyah tetap mengabdikan dirinya untuk kemaslahatan umat melalui salah satu yayasan Partai Golkar yang berkonsentrasi untuk membantu para panyandang cacat Tuna Grahita. Aisyah menyatakan, bahwa aktifitasnya ini adalah bentuk komitmennya pada moralitas dan muruah seorang aktifis partai.
"Sudah sejak lama saya tidak lagi berpolitik. Namun tidak lantas saya meninggalkan Golkar karena tak lagi menguntungkan. Saya tetap berjuang semampu saya untuk memberi kemanfaatan kepada orang lain, kepada rakyat Indonesia," tandas salah seorang pengurus Pesantren Ciganjur Yayasan Wahid Hasyim ini. (min)
Terpopuler
1
PBNU Soroti Bentrok PWI-LS dan FPI: Negara Harus Turun Tangan Jadi Penengah
2
Khutbah Jumat: Jadilah Manusia yang Menebar Manfaat bagi Sesama
3
Khutbah Jumat Hari Anak: Didiklah Anak dengan Cinta dan Iman
4
Khutbah Jumat: Ketika Malu Hilang, Perbuatan Dosa Menjadi Biasa
5
Khutbah Jumat: Menjadi Muslim Produktif, Mengelola Waktu Sebagai Amanah
6
Khutbah Jumat: Jadilah Pelopor Terselenggaranya Kebaikan
Terkini
Lihat Semua