Rembang, NU Online
Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, menyesalkan ricuh antarpenonton dalam pentas grup band ST12 bertajuk "Safari Ramadhan" Jumat malam (5/8), mengingat ormas pemuda Nahdlatul Ulama itu sebelumnya telah menyampaikan sejumlah saran.
"Apalagi kericuhan tersebut terjadi pada saat Ustadz Muhammad Fauzi Arkan dari Salatiga memberikan ceramahnya dan diduga dipicu oleh penonton yang sudah tak sabar menanti penampilan grup musik ST12. Hal tersebut tentu sangat kami sesalkan," kata Ketua Pengurus Cabang GP Ansor Kabupaten Rembang, Sumarsono Sugeng, Sabtu.
<>
Sebelumnya, GP Ansor Kabupaten Rembang memang menilai pentas musik yang digelar pemerintah kabupaten setempat saat Ramadhan tidak etis dan mengganggu ibadah umat Islam di bulan suci itu.
Pentas musik tersebut digelar di tengah semangat pemkab menutup kafe-karaoke selama Ramadhan adalah sebuah ironi, dan mengisyarakan inkonsistensi kebijakan pemerintah kabupaten setempat tentang perlakuan hiburan malam di bulan Ramadhan sehingga mestinya pentas musik tidak digelar begitu saja.
"Kami juga sudah katakan bahwa pentas musik selalu identik dengan anak-anak muda dan memiliki kerawanan konflik yang tinggi. Apalagi digelar pada malam hari di saat sebagian umat Islam bertadarus (membaca kitab suci Al Quran) di masjid yang berada tepat di sisi alun-alun," katanya.
Ia hanya berharap semua pihak bisa menjadikan peristiwa tersebut sebagai pelajaran, agar tidak terulang pada masa mendatang.
Konser musik bertajuk "Safari Ramadhan" menghadirkan ST12 di Alun-Alun Kota Rembang diwarnai ricuh.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kericuhan dipicu oleh sebagian penonton yang sudah tak sabar menyaksikan penampilan Muhammad Charly van Houten alias Charly dan kawan-kawan di atas pentas sehingga terjadi aksi saling lempar botol minuman antarpenonton.
Ironinya, geger itu terjadi ketika Ustadz Muhammad Fauzi Arkan dari Salatiga sedang memberikan ceramahnya kepada sekitar 10.000 penonton yang telah memadati Alun-Alun Kota Rembang sejak selepas shalat maghrib.
Namun, kericuhan tidak berlangsung lama karena aparat keamanan dari unsur Polisi, TNI, dan Satpol PP sigap meredakan suasana dengan mengamankan dua orang yang diduga sebagai biang ricuh.
Redaktur: Mukafi Niam
Sumber  : Antara
Terpopuler
1
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
2
Targetkan 45 Ribu Sekolah, Kemendikdasmen Gandeng Mitra Pendidikan Implementasi Pembelajaran Mendalam dan AI
3
Taj Yasin Pimpin Upacara di Pati Gantikan Bupati Sudewo yang Sakit, Singgung Hak Angket DPRD
4
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
5
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
6
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
Terkini
Lihat Semua