Warta HARLAH FATAYAT NU

Berjuang Mengejar Ketertinggalan Perempuan Indonesia

Rab, 18 Mei 2011 | 03:37 WIB

Jakarta, NU Online
Kondisi sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan perempuan jika dilihat dari angka-angka statistik masih menunjukkan situasi yang memperihatinkan. Persoalan ini menjadi keprihatinan dan perjuangan Fatayat NU yang kini telah memasuki usia ke-61.

“Kita mengambil langkah-langkah strategis dalam mengembangkan potensi perempuan Indonesia menjadi perhatian Fatayat NU sebagai organisasi perempuan muda NU yang memiliki wawasan kebangsaan dengan memperkuat peran dan posisi perempuan dalam pembangunan,” kata ketua panitia harlah Muzenah Zein, Rabu (17/5).<>

Ia menunjukkan sejumlah data tentang ketertinggalan perempuan Indonesia. Dalam bidang pendidikan, jumlah perempuan yang belum mengenyam pendidikan lebih tinggi daripada laki-laki(11.56%:5.43%). Jumlah perempuan buta huruf lebih banyak daripada laki-laki (73%:27%).

Sementera itu dalam bidang kesehatan, angka kematian ibu (AKI) sangat tinggi, yaitu 248 per 100 ribu kelahiran hidup, perempuan usia subur yang mengalami gizi kronik masing tinggi, yaitu 24% dan prevelansi anemia bi hamil sangat tinggi, yaitu 51.9%.

Selanjutnya dalam bidang ekonomi, jumlah perempuan pekerja lebih rendah daripada laki-lai (41%:64.5%) dan status perempuan sebagai karyawan lebih rendah (35.2%:48.5%) dunia bisnis (25.35%:39.1%).

Demikian pula, pengangguran terbuka perempuan lebih tinggi daripada laki-laki (4.5%:3.3%) dan demikian juga status sebagai pekerja keluarga (39.5%:13.4%). “Hal ini berarti bahwa akses perempuan pada sumber ekonomi lebih rendah dan peluang kerja perempuan yang tinggi adalah sebagai pekerja rumah tangga,” terangnya.

Akibat rendahnya partisipasi perempuan di bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi, serta kerentanan kondisi mereka di bidang kesehatan berdampak lemahnya bargaining position mereka dalam keluarga, masyarakat maupun Negara sehinga pelanggaran hak-hak perempuan dapat dengan mudah terjadi.

Ia menunjukkan tingginya angka kekerasan dan kecenderungan peningkatan tajam. Data dari Komnas Perempuan menunjukkan angaka KDRT pada tahun 2007 25.522 kasus, 2008: 54.425 kasus dan tahun 2009-2010: 143.586.

“Data terakhir tersebut menunjukkan peningkatan tajam sebesar 263%” tandasnya.

Hal memperihatinkan lainnya adalah setiap tahun terdapat sekitar 100 ribu anak dan perempuan yang diperdagangkan dan dilacurkan. “Semua itu menjadi tugas dan perjuangan Fatayat NU untuk mengentaskan nasib perempuan,” jelasnya.

Penulis: Mukafi Niam