Warta

Generasi Muda NU Perlu Mengenal Dasar-Dasar Ajaran Aswaja ala NU

Sel, 28 Agustus 2007 | 06:59 WIB

Lamongan, NU Online
Saat ini, generasi muda NU sudah saatnya mengenal dasar-dasar ajaran Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja) ala NU yang merupakan akumulasi pemikiran keagamaan yang dihasilkan oleh para ulama tempo dulu.

"Untuk menghidari fanatisme ke-NU-an, sudah saatnya ditanamkan kepada generasi muda kita dasar-dasar (pemikiran) yang melandasi ajaran Ahlussunnah wal Jama'ah," kata Ketua Majlis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kedungpring, Lamongan, Drs. Khamim Baidlowie, MM, saat memberikan sambutan dalam sebuah seminar bertajuk: "Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah, Pesantren, dan TPQ" di Gedung MI Nurul Huda Majenang, Kedungpring, Lamongan, Ahad (26/8).<>

Pernyataan tersebut, menurutnya, dilandasi oleh keprihatinannya terhadap generasi muda NU saat ini yang dinilainya merasa cukup menjalankan ritus-ritus (amaliah) atau tradisi-tradisi keagamaan ala NU tanpa mengetahui dasar-dasar yang melandasinya.

"Hal ini dimaksudkan untuk menghindarkan generasi muda kita dari bentuk fanatisme (buta) terhadap tradisi-tradisi NU, semisal tradisi tahlilan dan lain sebagainya," terang Khamim.

Dalam seminar yang terselenggara atas kerjasama antara PBNU, British Council Indonesia, MWC NU Kedungpring, dan Yayasan Nurul Huda Majenang itu, Khamim mengungkapkan, penjelasan tentang hujjah-hujjah naqliyyah dan aqliyyah mengenai tradisi-tradisi keagamaan orang-orang NU perlu diperkenalkan kepada generasi muda NU agar mereka memiliki pemahaman bahwa tradisi-tradisi tersebut memang sudah berurat berakar dari pemikiran ulama NU terdahulu.

Memang, NU pada awalnya merupakan sebuah identitas kultural keagamaan yang dianut mayoritas umat Islam nusantara. Siapapun dia, jika ketika shalat Subuh membaca qunut, ketika keluarganya meninggal membaca tadarrus atau tahlil, atau ketika bulan Maulud gemar mendendangkan syair dan sholawat untuk Rosulullah SAW. (dar)