Warta

Gus Mus Jenguk Sahabatnya yang Sakit

NU Online  ·  Jumat, 18 April 2008 | 09:04 WIB

Semarang, NU Online
Mustasyar (penasihat) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang juga dikenal sebagai budayawan dan penyair, KH Mustofa Bisri (Gus Mus), menjenguk sahabatnya sesama penyair yang sedang sakit, Darmanto Jatman. Ia datang bersama beberapa rekannya, Timur Sinar Suprabana, Djawahir Muhammad, di kediaman Darmanto, di Semarang, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

Pak Dar—sapaan akrab Darmanto Jatman—tampak sumringah dikunjungi para sahabatnya. Senyum tak habis-habis menghiasi wajahnya yang tirus dan berkeriput. Senyum itu kian mengembang tatkala melihat Sri Muryati, istrinya, datang dari bepergian.<>

”Nuwun sewu, sejatosipun awit riyin kula pingin sowan ten nggene Pak Dar, nanging nembe sakmenika keturutan (mohon maaf, sebenarnya sudah lama saya ingin bertamu ke tempat Pak Dar, tapi baru bisa sekarang),” kata Gus Mus singkat, memulakan pembicaraan.

Gus Mus mengaku berniat menjenguk saat pertama kali mendengar sahabatnya terserang stroke dan dirawat di rumah sakit. Namun, saat itu, pihak rumah sakit belum mengizinkan.

Dengan kalimat patah-patah yang tak terlampau jelas, Pak Dar yang juga Guru Besar Emiritus Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, Semarang, itu merespons ucapan Gus Mus. Sri Muryati yang bertindak sebagai penerjemah menjelaskan bahwa Pak Dar merasa senang. ”Karena teman-teman datang, kondisi saya semakin bagus,” ujarnya.

Mendengar jawaban itu, Timur langsung menyahut. ”Luwih sehat meneh yen tek jak maca puisi, bareng karo (Lebih sehat kalau saya ajak baca puisi bersama) Gus Mus, Mas Willy (W.S. Rendra), lan Goenawan Mohamad, ha… ha… ha...” Semua yang hadir pun tertawa, tak terkecuali Pak Dar.

Dengan nada bercanda, Sri Muryati menegaskan harapan Timur, tapi Pak Dar tak segera menjawab. Terdiam beberapa lama, dia baru berkata ”Ya”. Hadirin kembali tertawa lega.

Di tengah perbincangan, Sitok Srengenge dan istrinya datang. Mereka langsung menyalami Pak Dar sebelum terlibat dalam pembicaraan. Sitok dengan takzim mencium tangan kiri penyair kribo itu. (gusmus.net/rif)