Warta

Intelijen Asing Mulai Bertebaran

NU Online  ·  Rabu, 7 Januari 2004 | 23:45 WIB

Jakarta, NU.Online
Mantan Kepala Bakin, Z.A. Maulani menyatakan, banyak intelijen asing terutama dari Amerika Serikat dewasa ini yang menyusupi Indonesia dengan maksud tertentu untuk  kepentingan negaranya.
    
"Mereka masuk ke Indonesia melakukan kegiatan mata-mata dengan cara memanfaatkan berbagai pihak termasuk pers agar gerakan mereka tidak dicurigai," kata Maulani kepada wartawan usai menghadiri suatu seminar di Palembang, Rabu (7/1).
    
Menurut dia, para intelijen asing itu masuk ke Indonesia selain memanfaatkan kalangan pers juga mendompleng pada ormas atau LSM yang mereka bayar untuk kepentingan negaranya. Mengenai jumlah intelijen asing yang menyusup ke Indonesia mencapai 30 ribuan, menurut dia, itu bukan merupakan angka yang sepesifik tetapi dalam arti jumlahnya cukup banyak.
    
Namun dari jumlah intelijen asing yang diduga menyusup di Indonesia yang lebih berkepentingan adalah  Amerika Serikat, disusul Singapura yang juga berkepentingan dan Australia, karena negara tersebut ingin membangun bidang perekonomian,  budaya  dan politik lebih kuat di kawasan ini.    
    
Mengenai  pelaksanaan Pemilu dan kemungkinan ada campur tangan asing, menurut Maulani kemungkinan itu bisa saja terjadi dengan cara membayar orang-orang untuk mengacaukan Pemilu, namun pemerintah Indonesia sudah mempunyai sistem  yang  kokoh  untuk penangkalnya. 

Sistem tersebut seperti yang berlaku di Malaysia, yakni bila disuatu daerah ada yang mencurigakan atau diduga ada penyusup, maka masyarakat segera melaporkan ke pihak yang berwajib. Di Indonesia sistem tersebut telah berjalan dengan baik hingga ke tingkat Rukun Tetangga, tinggal lagi sekarang ini terus menggalakkan sistem keamanan lingkungan (Siskamling) agar para penyusup tidak bisa masuk untuk melakukan kegiatan, tambahnya.

<>

Ditempat terpisah, hal senada juga diamini pengamat militer, Djuanda, dirinya mengakui intelijen asing semakin intensif  menyusup menjelang pemilu 2004, bahkan ia mengatakan hampir 200 ribuan intelijen yang telah menyusup ke berbagai organ kebangsaan kita. Tujuan mereka adalah mengendalikan Indonesia dan mereka biasanya yang memiliki investasi tinggi di Indonesia, negara yang punya ketergantungan pasokan sumber alam dari Indonesia. Bisa juga negara-negara yang punya kepentingan pasar, ruang, dan ingin menjadikan negara kita berada di bawah komando dan kendali mereka. Terutama AS, Singapura, Australia, Jepang, dan RRC bisa disebut, tegasnya.

"Indonesia kan gepolitik dan geostrateginya penting buat Amerika untuk menghadapai Tiongkok, jadi harus dikendalikan," tambahnya. Makanya kita perlu kaji lagi apakah pertahanan keamanan nasional  kita kuat atau tidak. Kuat dan lemah ini dalam arti yang luas. Siapa tahu di dalam Polri atau intelijen kita itu pun ada penyusup. Siapa tahu juga di masyakarat kita punya banyak teroris. Setiap orang kan berpotensi menjadi teroris, tandasnya. 

Dirinya menyadari di negara mana pun -termasuk Inggris, AS, dan Israel- intelijennya bisa disusupi agen asing. Maka Indonesia bisa kebobolan, bukan lagi kecolongan. Karena itu, lanjutnya ketahanan nasional seharusnya ditingkatkan. "Untuk itu harus kita usahakan bersama-sama termasuk melibatkan masyarakat luas. Kita tingkatkan lagi konsep pengamanan masyarakat dari tingkat paling kecil. Keluarga, RT, dan RW. Yang remeh-remeh seperti itu kan juga masuk intelijen," demikian papar Djuanda (cih)