Warta

Intelijen Provokasi Perang Saudara di Irak

Kam, 4 Januari 2007 | 12:01 WIB

Jakarta, NU Online
Eksekusi mati mantan Presiden Irak Saddam Hussein memunculkan banyak kekhawatiran dari berbagai kalangan. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi menduga, intelijen telah masuk dan berusaha memprovokasi rakyat Irak agar terjadi perang saudara.

“Saya menduga, gerakan intelijen sekarang paling sudah masuk dan membakar para pengikut Saddam (Hussein: Red),” kata Hasyim usai menerima Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Hidayat Nurwahid di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Rabu (3/1)<>

Eksekusi mantan orang terkuat di Irak tersebut, menurut Hasyim, justru menjadi benih-benih munculnya perang saudara. Karena selama ini, Amerika Serikat (AS) melalui media massa selalu mencitrakan seolah-olah terjadi konflik kepentingan di antara kelompok Islam di negeri kaya minyak tersebut.

“Kondisi tersebut dikacaukan sedemikian rupa oleh AS sehingga yang muncul adalah persoalan sektarian agama, antara Syiah-Sunni dan Kurdi. Ini menjadi ‘amunisi’ terjadinya perang saudara. Kalau itu kemudian meluas, maka seluruh kawasan itu akan terbakar (baca: bergejolak)

Dalam kesempatan itu, Hasyim juga menyesalkan pemberitaan di media massa, terutama media internasional yang terus mengekspos proses eksekusi Saddam. Hal itu, katanya, tidak hanya akan semakin menambah kebencian rakyat Irak terhadap AS, melainkan juga membuat citra buruk Islam.

“Saddam dihukum, itu urusan rakyat Irak sendiri. Tapi ekspos media yang terlalu berlebihan itu akan meletakkan Islam sebagai agama yang kejam, Islam adalah agama kekerasan,” sesal Hasyim. (rif)