Warta

IPNU Bersih Pantai

NU Online  ·  Senin, 1 Juni 2009 | 10:55 WIB

Brebes, NU Online
Sebagai wujud mencintai alam sekitar, Pelajar  NU yang tergabung dalam IPNU-IPPNU menggelar kegiatan bersih pantai. Kegiatan ini digelar sebagai rangkaian acara follow up Latihan Kader Utama (Lakut) IPNU-IPPNU se eks Karesidenan Pekalongan.

“Sebagai bukti mencitai lingkungan, kami bersih-bersih pantai,” ujar Ketua PC IPNU Ahmad Munsip disela-sela kegiatan.<>

Lebih kurang seratus peserta dengan bersuka cita membersihkan kotoran berupa plastic dan kotoran lain dari sisa jajanan pengunjung di Pantai Randusanga Indah (Par'in) Brebes Ahad (31/5).

Aksi yang dimulai sejak pukul 07.00 hingga 10.00, peserta dapat mengumpulkan sampah yang berserakan dibibir-bibir pantai. Sembari menikmati indahnya pantai randusanga, peserta yang terdiri dari Kabupaten Brebes, Kab.Tegal, Kota Tegal, Pemalang, Kota Pekalongan, Kab. Pekalongan dan Batang itu tanpa terasa mampu mengumpulkan sampah hingga puluhan karung.

Ketua Panitia Penyelenggara, Ahmad Casyono menerangkan, selain bersih pantai, Follow up Lakut yang digelar Jumat – Ahad (29-31/5) ini  juga mengadakan bakti tahlil. Yakni menggelar praktek tahlil di Mushola Kembang Baru Brebe bersama jamaah mushola setempat.

Selain itu, pemberian materi tentang ke- NU-an yang dibawakan Pengasuh Jamiyah Assyarifiyah Kota Pekalongan H. Ziman Hanifun Nusuk. Dalam penyampaiannya, Gus Nif-demikian panggilan akrabnya, menyoroti kegigihan walisongo dalam menyebarkan agama Islam.

Menurutnya, meskipun hanya sembilan orang tapi wali songo mampu menerobos ajaran hindu dengan ajaran tauhid. Tanpa harus dengan jalan kekerasan. Gus Nif menandaskan, kalau ikhtiar Walisongo itu mendapat ridlo dan dibantu 'tangan' Allah SWT. Sehingga bisa membuat Ibu Pertiwi jadi Islami. “Ada keikutsertaan Allah di dalamnya,” ungkap Gus Nif.

Seperti ajaran tahlil, yang dibawa Walisongo mampu bertahan hingga 600 tahun. “Tradisi-tradisi di Kesultanan Cirebon, Gerebek, Sekaten dan lain-lain adalah juga bukti membawa kalimat tauhid ke dalam ritual tradisional itu,” tandas Gus Nif. (was)