Warta

Iran Sumbang Buku untuk Perpustakaan PBNU

Sab, 13 Januari 2007 | 07:54 WIB

Jakarta, NU Online
Kunjungan Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pertengahan Mei 2006 silam memberi banyak manfaat bagi NU. Selain ikatan komitmen antara keduanya dalam mengupayakan terciptanya perdamaian dunia, Iran juga membuka peluang bagi kader NU yang berminat belajar di negeri Persia itu.

Tak hanya itu. Selain memberikan beasiswa belajar ke negeri Kaum Mullah tersebut pada sejumlah kader NU, pemerintah Iran, melalui kedutaan besarnya di Indonesia juga menyumbangkan ratusan koleksi buku kepada Perpustakaan PBNU. Sumbangan buku itu juga merupakan buah dari kunjungan Syeikh Ali Tazkiri--salah satu ulama terkemuka Iran, beberapa pekan setelah kunjungan Ahmadinejad.

<>

Jika Anda sempat berkunjung ke Perpustakaan PBNU yang terletak di Gedung PBNU Lt.5, Jalan Kramat Raya, Jakarta, maka akan terlihat sebuah rak khusus yang berisi sekitar 500-an buku hasil sumbangan pemerintah Iran. Sekilas, rak buku berukuran 2 x 3 meter itu tak ada bedanya dengan puluhan rak yang lain. Rak buku itu diberi nama Iran Corner.

Nama itu memang sengaja diberikan untuk membedakan dengan yang lain. Pasalnya bukan cuma karena hasil sumbangan pemerintah Iran, melainkan buku-buku tersebut juga memiliki kekhasan tersendiri. Di antaranya, terdapat beberapa buku yang membahas paham Syiah—paham yang dianut kebanyakan penduduk Iran.

“Ada 10 jilid buku tafsir Alquran, sejarah Iran, sejarah tokoh-tokoh Iran, para imam Syiah di Iran, dan sebagainya. Pokoknya semuanya tentang Iran,” terang Wakil Kepala Perpustakaan PBNU Fathurrahman kepada NU Online, Jum’at (12/1) lalu.

Berdekatan dengan dua rak KH Tochah Hasan Corner (rak khusus buku sumbangan Wakil Rais Aam PBNU KH Tochah Hasan), Iran Corner kerap menjadi perhatian banyak pengunjung Perpustakaan PBNU. Pasalnya, buku-buku yang terdiri dari 150 judul di rak tersebut memang secara khusus berkaitan dengan negeri yang saat ini sedang “diusik” oleh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya terkait dengan program nuklirnya.

Buku-buku tersebut, seluruhnya merupakan terbitan Al-Huda, sebuah penerbit milik yayasan Islamic Cultural Center (ICC). Sementara ICC adalah sebuah lemabaga yang berada di bawah naungan pemerintah Iran. “Setiap ada buku baru terbitan Al-Huda, kita (Perpustakaan PBNU) selalu dikirimi. Kalau jumlahnya tidak mesti,” kata Fathurrahman.

Hal yang sama pernah dilakukan pemerintah AS melalui kedutaan besarnya di Indonesia. Namun jumlahnya tidak sebanyak sumbangan Kedubes Iran meskinya jenis bukunya lebih variatif. “Sejak kira-kira tiga bulan sebelum Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice ke Indonesia (pertengahan Maret 2006: Red), Kedubes AS beberapa kali mengirimkan sumbangan buku,” ujar Fathurrahman.

Namun, sudah sejak lebih dari lima bulan sumbangan tersebut berhenti mengalir. Entah apa alasannya. Fathurrahman mengatakan, pihaknya telah beberapa kali mengirimkan surat kepada Kedubes AS untuk konfirmasi tentang sumbangan buku tersebut. “Tapi sampai saat ini tidak ada konfirmasi dari sana,” tandasnya. (rif)