Warta

Jabal Rahmah 'Berhiaskan' Vandalisme

Sel, 25 November 2008 | 02:14 WIB

Padang Arafah, NU Online
Jabal Rahmah, sebuah perbukitan batu, yang di puncaknya terdapat semacam tugu berwarna putih, yang punya nilai sejarah keislaman tinggi, kini mulai diwarnai aksi vandalisme. Corat-coret vandalisme itu tampak sangat mencolok di kawasan Jabal Rahmah yang berada di kawasan Padang Arafah --membentang di antara Kota Makkah hingga Mina, Arab Saudi.

Berbagai coretan bertuliskan berbagai bahasa, termasuk huruf Arab, berbagai foto --mulai bayi, keluarga hingga foto orang lanjut usia, serta aneka tulisan doa-- mewarnai sejak di bebatuan besar di tingkat bawah hingga ke puncak perbukitan yang berjarak 12 Km dari Masjidil Haram di Kota Makkah itu.<>

Selama ini Jabal Rahmah yang sering dijuluki "Bukit Kasih Sayang" itu banyak dikunjungi jutaan umat Islam dunia, khususnya di musim haji, karena tempat itu merupakan tempat pertemuan pertama Nabi Adam AS dan istrinya Siti Hawa, setelah ratusan tahun terpisah akibat melanggar larangan Allah SWT sehingga diturunkan ke dunia dari surga.

Selain coretan di batu-batu besar, beberapa "warna Indonesia" yang menonjol di area Jabal Rahmah adalah berserakannya aneka foto, tulisan doa yang umumnya adalah ingin mendapat jodoh yang cantik, tampan, saleh dan salehah bagi yang belum berkeluarga, dan doa lainnya.

Dari ratusan benda semacam itu, salah satu yang agak berbeda adalah tulisan "Doa Khusus" M Haikal Fasya dan Fajri berisi tiga harapan yakni agar keduanya menjadi orang soleh, mendapat pekerjaan layak, rezeki yang barakah, serta istri solehah dan cantik. Entah karena tidak ada wadah lain, seperti kertas khusus, "doa khusus" itu ditulis dibalik karton bungkus sebuah rokok produksi Jawa Timur.

Sedangkan kondisi lain yang menonjol --dan masih banyak dilakukan peziarah ataupun calhaj--adalah menangis dan bahkan hingga meratap-ratap dengan mengusap-usap tugu putih di puncak Jabal Rahmah. Bahkan, tidak sedikit yang memasukkan foto disela-sela batu di perbukitan itu.

Menurut Euis Herawati, Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPHIHI) Provinsi Jabar yang ditugaskan di Kloter 16, masih banyaknya praktek semacam itu mestinya tidak dilakukan para calhaj indonesia.

"Esensi ke Jabal Rahmah sebagai simbol pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa yang mencerminkan kasih sayang sebuah keluarga, sebenarnya adalah berdoa kepada Allah SWT, bukan menangis atau meratap-ratap," katanya.

Ia mengatakan, dengan berdoa kepada Allah SWT, bagi yang belum berkeluarga bisa memanjatkan doa agar segera mendapat jodoh, sedangkan yang sudah berkeluarga dapat bermunajat agar menjadi keluarga "sakinah, mawadah dan warahmah".(ant)