Ketua Dewan Syuro Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (Ijabi), KH Jalaludin Rakhmat, pernah mengusulkan pada Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) agar tidak mengaku sebagai Islam. Mereka diminta mengaku beragama Ahmadiyah saja karena penafsiran JAI atas ajaran Islam dinilai menyimpang.
‘’Saya pernah mengusulkan kepada Ahmadiyah. Lebih baik Anda tidak mengaku sebagai Islam, sudah saja sebagai agama Ahmadiyah,’’ katanya usai menghadiri sidang uji materi UU Pencegahan penodaan Agama di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jum'at (19/3) di Jakarta.<>
Menurut ulama syiah Indonesia ini, keyakinan JAI terkait keberadaan nabi setelah Muhammad SAW adalah penafsiran menyimpang. Hal itu karena dalam pokok ajaran Islam, nabi terakhir hanya Muhammad.
‘’Saya meyakini tidak ada lagi nabi setelah Rasulullah SAW dan itu berdasarkan keyakinan saya. Karena itu, kalau ada orang yang menafsirkan itu, menurut saya menyimpang,’’ ujarnya.
Jalaludin menyebutkan, bila JAI mau mengakui sebagai penganut agama Ahmadiyah dan bukan Islam, mereka akan diuntungkan. Dengan demikian, mereka tidak lagi dianggap oleh sebagian umat Islam sebagai umat dengan penafsiran menyimpang. Selain itu, hakn (JAI) pasti akan dilindungi.
Meski demikian, menurut Jalaludin, negara tidak punya hak untuk menetapkan salah-tidaknya JAI memiliki keyakinan semacam itu. Negara harus bersikap adil terhadap seluruh warga tanpa memandang latar belakang dan keyakinan dimiliki.
‘’Negara mestinya itu pemilik otoritas yang tidak memihak penafsiran tertentu,’’ ujarnya. (ful)
Terpopuler
1
PBNU Soroti Bentrok PWI-LS dan FPI: Negara Harus Turun Tangan Jadi Penengah
2
Khutbah Jumat: Jadilah Manusia yang Menebar Manfaat bagi Sesama
3
Khutbah Jumat Hari Anak: Didiklah Anak dengan Cinta dan Iman
4
Khutbah Jumat: Ketika Malu Hilang, Perbuatan Dosa Menjadi Biasa
5
Khutbah Jumat: Menjadi Muslim Produktif, Mengelola Waktu Sebagai Amanah
6
Khutbah Jumat: Jadilah Pelopor Terselenggaranya Kebaikan
Terkini
Lihat Semua