Jamaah Tarekat Naqsabandiyah-Kholidiyah Lebaran Ahad

Tahun ini para anggota jamaah tarekat tersebut juga melaksanakan Salat Id pada hari Ahad atau sehari setelah penetapan resmi Departemen Agama.

"Kami melakukan ru’yatul hilal sendir<>i yang tentu saja hasilnya tidak sama dengan hasil ru’yah lain," kata pengurus Jam’iyah Tarekat Naqsabandiyah Kholidiyah, Nasuha Anwar.

Ia mengaku, melakukan ru’yatul hilal atau melihat awal bulan di Tanjung Kodok, Lamongan dan Pantai Tuban sejak akhir bulan Sya’ban lalu untuk melakukan awal bulan Ramadhan.

Hasil ru’yatul tersebut, jelas dia, menunjukkan bahwa bulan Sya’ban digenapkan menjadi 30 hari atau istikmal sehingga puasanya pun mundur sehari, yakni pada 14 September bukan 13 September seperti kebanyakan umat muslim lainnya.

Para anggota jamaah ini pun juga menggenapkan bulan Ramadhan menjadi 30 hari, sehingga sesuai perhitungan mereka 1 Syawal jatuh pada hari Ahad ini, bukan Sabtu (13/10) ataupun Jumat (12/10).

"Pada Jumat kemarin kami juga melakukan ru’yatul hilal di beberapa tempat tersebut, tapi tetap saja tidak berhasil," kata Nasuha menambahkan.

Setelah disepakati lebaran pada hari Ahad, sekitar 3.000 orang anggota jamaah tersebut mengikuti salat Idul Fitri di masjid Dusun Kapas.

Bertindak selaku imam dan khotib adalah Mustaqim yang juga salah satu pengurus Jam’iyah Tarekat Naqsabandiyah Kholidiyah yang didirikan seorang mursyid bernama Kiai Nashirun. Pada lebaran tahun lalu, mereka juga merayakannya sehari setelah umat muslim lainnya menunaikan Salat Id.(ant/sam)