Surabaya, NU Online
Tidak dapat dipungkiri, sampai saat ini masih ada sebagian orang NU yang belum yakin dengan manfaat ijazah keluaran Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU. Karena belum yakin, kadang sampai ada kepala sekolah yang ogah-ogahan mengikutkan para muridnya ke dalam ujian yang diselenggarakan LP Ma’arif NU.
“Saya heran, di jaman yang sudah canggih dan tekonologi digital semakin terus berinovasi seperti ini, kok masih ada orang berpikiran primitif seperti itu,” kata Dr H Saerozi, M.Pd, Ketua PW LP Ma’arif NU Jawa Timur, saat ditemui di kantornya pada Jum’at (26/8) lalu.
<>
Menurut Saerozi, kalau orang berjuang denga ikhlas dan berpandangan jauh ke depan, justru ia akan mencari ijazah keluaran LP Ma’arif NU. Mengapa? “Karena pada saat tertentu, ia akan membutuhkan ijazah itu untuk pembuktian identitas dirinya secara legal,” kata Saerozi.
Ia mencontohkan pembuktian itu selalu dibutuhkan dalam keadaan tertentu. Misalkan untuk maju dalam pencalonan kepada desa, menjadi pengurus partai, perebutan rektor di perguruan tinggi, sampai perebutan jabatan tinggi negara, pada saatnya akan dibutuhkan pembuktian identitas secara legal tertulis.
“Dalam konteks ini ijazah LP Ma’arif akan dibutuhkan dan menjadi bukti yang tak akan terbantahkan,” jelas lelaki asal Jombang itu.
Sampai saat ini, menurut Saerozi, masih banyak orang berpikiran keliru tentang ijazah. Dikira ijazah hanya dipergunakan untuk keperluan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dan untuk mencari pekerjaan, selebihnya tidak ada. Padahal masih ada fungsi lain, yang kadang bernilai jauh lebih penting, lebih strategis dan sangat menentukan.
Misalkan dalam pemilihan rektor. Ketika pesaing memiliki banyak nilai yang sama, mulai dari tempat asal pendidikan, lama pengabdian, pangkat, pengalaman, aktifitas di NU, dlsb, semuanya memiliki angka yang sama.
“Kalau kondisi sudah kepepet seperti itu, mau cari bukti apa?” kata Saerozi. “Di situ, ijazah LP Ma’arif yang katanya kurang berguna itu akan memegang nilai penting,” jelas Saerozi.
Menurut lelaki yang suka guyonan itu, kebutuhan manusia tidaklah bisa ditebak, paling-paling hanya diprediksi, itupun kadang tepat kadang meleset. Orang yang bijak, akan selalu mempersiapkan segala sesuatu dari segala kemungkinan, agar tidak nabyak-nabyak saat dibutuhkan mendadak.
“Orang yang bijak ia akan selalu menyimpan baik-baik ijazah LP Ma’arif NU. Siapa tahu dibutuhkan mendadak,” jelas Saerozi.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: M Subhan
Terpopuler
1
3 Jenis Puasa Sunnah di Bulan Muharram
2
Niat Puasa Muharram Lengkap dengan Terjemahnya
3
Innalillahi, Nyai Nafisah Ali Maksum, Pengasuh Pesantren Krapyak Meninggal Dunia
4
Keutamaan Bulan Muharram dan Amalan Paling Utama di Dalamnya
5
Khutbah Jumat: Persatuan Umat Lebih Utama dari Sentimen Sektarian
6
Innalillahi, Buya Bagindo Leter Ulama NU Minang Meninggal Dunia dalam Usia 91 Tahun
Terkini
Lihat Semua