Jurusan agama yang sebelumnya menjadi andalan di beberapa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) semakin sepi peminat seme<>njak berubah menjadi Universitas Islam negeri (UIN). Mahasiswa baru di UIN lebih tertarik dengan fakultas umum.
Demikian salah satu temuan Asrori S. Karni yang dituangkan dalam buku “Etos Studi kaum Santri: Wajah Baru Pendidikan Islam”. Buku hasil reportase mendalam (in-depth reporting) di 13 kota di Indonesia itu Kamis (8/4) kemarin dikaji bersama Litbang Kementerian Agama, di Jakarta.
Menurut Asrori, perubahan dari IAIN menjadi UIN dipicu oleh semangat untuk melakukan integrasi ilmu agama dan umum. Dengan menjadi UIN dan membukan fakultas umum perguruan tinggi Islam diharapkan tidak mereduksi ilmu pengetahuan hanya pada ilmu-ilmu agama.
Hanya saja efek samping peralihan menjadi UIN ini cukup berarti, yakni peminggiran studi agama. Menurut Asrori semangat mengintegrasikan ilmu agama dan umum itu juga paralel dengan yang terjadi di tingkat pendidikan menengah Islam dan dampaknya kurang lebih sama.
“Terjadi pembukaan akses bagi lulusan tsanawiyah dan aliyah untuk mendalami sainstek di jenjang pendidikan berikutnya. Sehingga lulusan terbaik aliyah lebih memilih kuliah dengan latar sainstek,” katanya.
Dinamika ini membuat semakin menurunnya minat menekuni studi agama. Untung saja masih ada ma’had ali di beberapa pesantren. Menurut Asrori, ma’had ali menjadi salah satu simpul pengembangan ilmu agama di tengah turunnya minat belajar agama.
“Energi tafaquh fid din (mendalami ilmu agama) ada di ma’had ali. Ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi yang lain,” katanya. (nam)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
Gaji dan Tunjangan yang Terlalu Besar Jadi Sorotan, Ketua DPR: Tolong Awasi Kinerja Kami
3
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
4
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
5
Prabowo Minta Proses Hukum Berjalan Sepenuhnya untuk Wamenaker yang Kena OTT KPK
6
Pemerintah Berencana Tambah Utang Rp781,9 Triliun, tapi Abaikan Efisiensi Anggaran
Terkini
Lihat Semua