Warta

Kang Said: NU-Muhammadiyah Tanggung Jawab atas Aliran Sesat

Kam, 8 November 2007 | 09:12 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj, mengakui bahwa organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam, seperti NU dan Muhammadiyah turut bertanggung jawab atas munculnya aliran sesat yang maraknya belakangan ini. Pasalnya, seperti halnya NU, ia menilai tidak banyak berbuat terhadap kebutuhan umat.

Namun, khusus bagi NU, katanya, hal itu bukan sesuatu yang disengaja. Menurutnya, selama ini, ormas Islam seperti NU tidak diperhatikan dengan baik dan bahkan dipinggirkan oleh pemerintah. Hal itu terutama terjadi pada era Orde Baru<>.

ā€œSelama 32 tahun NU selalu dipinggirkan. Tidak didanai pemerintah. Akibatnya, NU tidak bisa berbuat banyak. Coba kalau, misal, pengurus-pengurus ranting NU didanai. Sudah cukup. Tidak perlu ada LSM (lembaga swadaya masyarakat) lagi. Saya yakin tidak ada aliran-aliran sesat seperti yang marak sekarang ini,ā€ terang Kang Saidā€”begitu panggilan akrabnya.

Kang Said mengatakan hal tersebut kepada wartawan usai acara Halal bi Halal bertajuk ā€œMembangun Ukhuwah Islamiyah Secara Kaffahā€ di gedung Jakarta Media Center, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Kamis (8/11)

Alumnus Univesitas Ummul Qurraā€™, Mekah, Arab Saudi, itu, menjelaskan, kemunculan aliran-aliran sesat itu lantaran umat mencoba mencari sesuatu yang baru dari ajaran Islam yang lain dari biasanya. Menurutnya, ormas-ormas Islam selama ini dinilai tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan umat tersebut.

Saat muncul ajaran atau paham baru yang dinilai lebih baik, maka umat tidak ragu lagi untuk memasukinya. ā€œLihat saja pengikut-pengikut Al-Qiyadah Al-Islamiyah itu, mereka kebanyakan anak-anak muda yang selalu tertarik dengan sesuatu hal yang baru,ā€ terang Kang Said.

Ia menceritakan hal-hal yang didapat setelah bertemu pimpinan Al-Qiyadah Al-Islamiyah ā€˜Rasulā€™ Ahmad Moshaddeq beberapa waktu lalu. ā€œSaya diskusi banyak dengan beliau (Ahmad Moshaddeq, Red). Intinya, dalam salah satu pahamnya mengajarkan bahwa salat wajib cukup sekali saja dalam sehari semalam, tidak perlu lima kali,ā€ katanya.

ā€œKata beliau, percuma saja salat lima kali dalam sehari semalam kalau masih korupsi, berbuat kemungkaran. Intinya, ajarannya menginginkan umat yang berakhlak. Pada prinsipnya itu bagus, karena Islam memang bertujuan seperti itu. Nah, ajaran-ajaran seperti itu yang disukai anak-anak muda, ada hal-hal baru,ā€ jelasnya.

Namun demikian, ia menolak menceritakan lebih rinci tentang hasil pertemuannya dengan Ahmad Moshaddeq. ā€œSaya belum bisa sampaikan ke publik, ke media massa. Saya akann bertemu beliau lagi Jumat. Setelah itu, saya bisa ceritakan semua,ā€ tandasnya. (rif)