Warta KUNJUNGAN PBNU KE LIBYA

Ketua PBNU: Banyak Negara Muslim Ragukan Ekonomi Syariah

Kam, 16 Desember 2010 | 08:12 WIB

Tripoli, NU Online
Pasca bobroknya sistem ekonomi kapitalis liberal akhir abad XX dan menjelang abad XI, negara-negara barat seperti Inggris, Australia, Rusia mulai melirik dan mempraktekkan ekonomi syariah. Ekonomi syariah dinilai cukup sukses dalam menjalankan roda perekonomiannya. Hal itu terbukti saat krisis moneter tahun 90-an melanda banyak negara di dunia.

Bank-bank yang menjalankan sistem syariah mampu bertahan dari badai yang hampir memporak-porankan perekonomian berbagai negara itu. Namun, disisi lain ditengah gencarnya barat mencari sistem syariah, justru banyak negara-negara muslim, sumber sistem tersebut malah ragu-ragu mempraktekkannya. Bahkan sebagian terkesan menolak dengan alasan takut berdirinya negara Islam dinegaranya.<>

Demikian Diungkapkan Dr KHMarsyudi Syuhud, Ketua PBNU dalam seminar yang diselenggarakan di Kedutaan Besar RI, Tripoli Libya, Selasa (14/12).

"Banyak negara-negara muslim ragu-ragu mempraktekkan ekonomi syariah. Alasannya takut akan berdiri negara Islam dengan berlakunya sistem ekonomi syariah," paparnya.

Ia menambahkan, negara-negara maju saat ini telah memiliki bank-bank dengan memakai sistem ekonomi syariah. Negara Inggris misalnya sudah mempraktekkan transaksi syariah beberapa tahun lalu. Australia juga sudah membuka bank yang bernama Islamic Bank dengan sistem yang sama. Di Rusia kini sudah membuka perguruan tinggi untuk mengkaji ekonomi syariah dengan nama Islamic University.

Pakar ekonomi syariah ini mengajak semua kalangan terutama para santri yang sekarang menimba ilmu di berbagai perguruan tinggi agar menonjolkan diri sebagai pemain ekonomi. Karena pada dasarnya menurut dosen Trisakti ini konsep ekonomi syariah sebenarnya dipelajari di pondok pesantren. Hanya saja mahasiswa berbasic pesantren perlu mengaktualisasikannya dengan konteks masa kini.

“Kita sebagai santri, kitalah yang seharusnya menjadi pemain ekonomi. Karena konsep ekonomi syariah sebenarnya diajarkan di pondok pesantren," lanjutnya. (sal)