Warta HAUL KH ALI MAKSUM (3)

KH Ali Maksum Bapak Kedua Bagi Gus Mus

Jum, 15 April 2011 | 00:22 WIB

Yogyakarta, NU Online
KH MusthofaĀ  Bisri (Gus Mus), menyebut KH Ali Maksum sebagai bapak kedua setelah ayahandanya; KH Bisri Mustofa. Ada banyak pelajaran dan uswah yang beliau dapatkan dari sosok KH Ali.

Menurut Gus Mus, tidak ada Kiai yang disapa dengan sapaan Pak. Kiai Ali disebut Pak Ali oleh para santrinya, tua dan muda.<>

ā€œIki ngopo? Iku mergo Kiai Ali iku mBapakiā€(ini kenapa? Itu karena Kiai Ali kebapakan),ā€ tutur Gus Mus. sehingga hampir semua santri dalam kenangan Gus Mus pasti merasa sebagai santri kinasihe (kesayangannya) KH Ali Maksum.

Gus Mus berkisah kedekatan santri dan Kiai Ali. Diantaranya, dulu KH Ali Maksum memiliki mikrofon yang timbal-balik (biasa untuk memanggil para santri dan suara santri bisa didengarkan oleh KH. Ali Maksum).

Suatu ketika ada santri yang ā€œsengajaā€ mengeluh di depan mikrofon tidak memiliki uang agar di dengar Kiai Ali, sang Santri pun dipanggil dan dipinjami uang.

Cerita lainnya, KH Ali Maksum dalam penuturan Gus Mus memiliki berbagai aset, ia mengumumkan kepada para santri: ā€œSopo seng nyolong gonku, neng ora konangan, halalā€, (siapa yang mengambil barangku, tapi tidak ketahuan, halal).

Lebih lanjut Gus Mus menggambarkan sosok KH Ali dengan sederhana, ā€œKiai Ali iku ngerti wong, gelem ngerungokke wong, ngewongke wongā€ (Kiai Ali itu mau mengerti orang, mau mendengarkan orang, dan memanusiakan manusia). ā€œCerminan sosok Kiai yang sulit ditemui pada saat iniā€, demikian tutur Gus Mus.
Gus Mus dalam mauidhohnya juga menegaskan bahwa kearifan yang jarang ditemui dalam umat Islam sekarang ini.

Gus Mus menyerukan bahwa sudah seharusnya umat Islam meneladani sosok semisal KH Ali dan para ulama salafus shalih penerus para Nabi. KH Ali mengajarkan kesederhanaan, kecintaan kepada ilmu yang luar biasa dan kearifan yang mendalam. Sebelum acara ditutup, usai memberikan mauidhoh, Gus Mus juga dimohon memimpin doā€™a penutup haul.

Begitu rangkaian acara berakhir dengan lancar, ratusan santri, para mutakharrij dan masyarakat menyalami para ulama dan para tamu undangan yang hadir dengan takzim.

Berakhirnya pengajian malam itu menandai berakhirnya rangkaian acara dalam rangka haul KH Ali Maksum ke-22. Sebelumnya diselenggarakan pembacaan sholawat, majlis semaā€™an, temu kangen dan silaturrahim pengasuh dan para alumni serta khataman Qurā€™an-tahlil untuk KH Ali Maksum dan masyayikh di makam Dongkelan.

Acara haul yang rutin diadakan setiap tahun ini tidak lain merupakan upaya untuk mengenang kiprah dan perjuangan KH Ali Maksum mendidik umat. Ada banyak keteladanan yang telah diajarkan sosok KH Ali Maksum yang mesti direnungkan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. (hmd)Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā