Warta KONFERWIL ISNU

KH Muchith Muzadi: Mantapkan Keserasian Islam dan Pancasila

Ahad, 5 Agustus 2007 | 04:29 WIB

Sidoarjo, NU Online
Nahdlatul Ulama (NU) akan terus memantabkan keserasian antara agama Islam dan dasar negara Pancasila sebagai landasan hidup bernegara dan beragama di Indonesia.

Demikian dikatakan KH Abdul Muchith Muzadi, anggota Musytasyar (dewan penasehat) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), dalam pembukaan Konferensi Wilayah (Konferwil) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur di Yayasan Pendidikan Ma’arif (YPM), Sepanjang, Sidoarjo, Sabtu (4/8).

<>

Pancasila mulai digoyang-goyang oleh kelompok tertentu. Menurut Mbah Muchith, keserasian Islam dan Pancasila perlu semakin dimantabkan oleh warga Nahdliyin. “Ini sangat penting untuk dilaksanakan. Caranya, terserah kita! Ini perlu digaungkan kembali,” katanya.

Mbah Muchith mengajak ISNU untuk menyuarakan kembali peranan NU dalam penerimaan asas tunggal Pancasila di kalangan ormas Islam. Peranan NU dalam peristiwa itu sangat besar dan istimewa dan tidak dimiliki oleh kelompok lain.

“Kalau Bung Karno bangga dengan Pancasila adalah hal yang lumrah. Kalau Permadi membanggakan Pancasila itu juga wajar. Tapi kalau tokoh NU berhasil mengajak kaum muslimin untuk bisa menerima asas Pancasila, itu sesuatu yang sangat dahsyat,” tandas Mbah Muchith.

Dalam kesempatan itu Mbah Muchith mengingatkan kembali pesan KH Achmad Siddiq, bahwa NU adalah ibarat kereta api yang sudah jelas trayek dan jalurnya. Bukan taksi yang bisa dibawa ke mana pun pergi sesuai keinginan penyewanya.

”Oleh karena itu, bagi mereka yang tidak sejalan dengan NU, sebaiknya tidak ikut NU. Lebih baik cari angkutan lain saja yang sesuai dengan selera. Yang keberatan pornografi dilarang itu jelas bertentangan dengan NU, jadi jangan ikut,” tegasnya.

Hadir dalam pembukaan konferwil di antaranya Ketua Pimpinan Pusat ISNU Prof Dr H Aboe Amar Joesoef. Sebelum pelaksanaan konperensi digelar, ISNU Jatim bhakti sosial berupa khitanan massal yang dipimpin oleh Ketua PW ISNU Jawa Timur periode 2003-2007 Prof Dr H Shonhaji Sholeh. Tidak kurang dari 3.000 anak telah dikhitankan.

Pada sesi seminar, selain materi ke-NU-an dan ke-Indonesia-an, materi penguatan kewirausahaan NU disampaikan oleh Dr Abdul Syukur, Direktur Program Pascasarjana UDINUS (Universitas Dian Nuswatoro) Semarang, didampingi Dr Teman Koesmono yang juga Wakil Ketua PW ISNU Jatim.(sbh)