Warta

Kiai Muhyiddin: Aswaja Dikepung dari Berbagai Arah

Sen, 8 Oktober 2007 | 05:18 WIB

Jember, NU Online
Ajaran Islam ala Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja) sebagaimana dipraktikkan sejak lama oleh jam'iyyah Nahdlatul Ulama (NU) saat ini sedang dikepung dari berbagai arah. Berbagai aliran baru di Indonesia menebar ajarannya dengan terang-terangan dan memakai "topeng" NU. Warga NU pun tak sedikit yang terpengaruh doktrin mereka.

Demikian disampaikan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jember, Jawa Timur, KH Muhyiddin Abdusshomad membuka Pelatihan Aswaja di aula Ponpes Nuris Jember, Ahad (7/10). Pelatihan yang diadakan oleh para kader muda NU yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) cabang setempat itu berlangsung hingga hari ini.

Menuru<>t Kiai Muhyidin, aliran-aliran baru itu sangat agresif dalam menyebarkan ajarannya. Untuk menarik simpati massa, pola dakwah yang mereka lakukan kerap kali mengadaptasi cara-cara yang selama ini menjadi ciri khas muballigh NU, misalnya, humor, guyonan atau hal yang lucu-lucu. “Karena kelucuannya itu, bahkan ia sering diundang ceramah oleh warga NU. Dikira itu ulama NU,” kata penulis buku Penuntun Qalbu itu.

Tidak hanya itu, agresifitas penyebaran dakwah mereka juga nampak dari upayanya dalam menguasai media massa seperti televisi. Dijelaskannya, media, terutama media elektronik memang cukup efektif untuk menyampaikan sebuah pesan.

“Sayangnnya di TV itu, kita belum punya wakil. Itu tergantung bagaimana pendekatan PBNU”, tukasnya seraya menyebut nama TV itu, namun tak boleh dipublikasikan.

Pelatihan Aswaja itu, menurut Ketua IPNU Jember Muh Limdatul Farich, dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas kader IPNU-IPPNU dalam memahami Aswaja. Pemahaman ke-Aswaja-an itu,  perlu terus ditingkatkan seiring makin maraknya aliran baru yang menyeruak di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

“Bagaimanapun, IPNU dan IPPNU adalah persemaian bibit-bibit NU. Seperti apa NU ke depan, bisa dibaca dari bibitnya”, ujarnya.

Pelatihan itu sendiri diikuti oleh pengurus IPNU-IPPNU dari berbagi sekolah. Sedangkan pemateri utamanya adalah sesepuh NU KH Muchit Muzadi.(ary)