Warta

Libya Luruskan Sejarah Afrika Arab

NU Online  ·  Jumat, 19 Maret 2010 | 03:12 WIB

Tripoli,  NU Online
Setelah beberapa waktu lalu sempat membuat geger seluruh dunia khususnya dunia barat dan semenanjung arab dengan fatwa sang presiden yang mengatakan bahwa seorang muslim apabila berinteraksi atau membeli barang buatan Swiss adalah kafir, maka kini Libya membuat sebuah kajian dan penelitian tentang sejarah asal-usul kabilah yang ada di benua Afrika.

Kajian dan penelitian yang diselenggarakan di gedung KPA Kajian dan Penelitian Afrika Tripoli Libya beberapa hari lalu ini ditujukan untuk meluruskan sejarah kabilah-kabilah di benua Afrika yang telah dibelokkan oleh orang-orang barat sehingga kabilah atau suku tersebut terkesan bukan berasal dari semenanjung arab.
t;
Dalam pidato pembukaannya, Muhammad Jibbie , salah satu pemateri, sempat menceritakan kilas balik munculnya beberapa suku dan kabilah di benua Afrika khususnya suku Tawareq yang merupakan penduduk asli gurun di Libya. Dikatakan bahwa suku Tawareq mempunyai kemiripan 70 persen dengan arab khususnya dalam bahasa, budaya dan cara hidupnya.

Turut diundang dalam pembukaan kajian dan penelitian Tian Kamaludin (pengurus PCINU Libya) sebagai satu satu peserta dari Asia yang untuk sementara mewakili Asia. Beliaupun diberi kesempatan memberikan pandangan serta melontarkan beberapa pertanyaan seputar kajian ini.

Rencana ke depan, kajian dan penelitian ini akan melibatkan beberapa negara dari Eropa, Asia dan Afrika khususnya. Begitu seperti yang diutarakan oleh Dr. Muhammad Jibbie saat ditemui oleh reporter PCINU Libya sesaat setelah acara pembukaan selesai. (syf)