Ma'ruf Amin: Penyimpangan Akidah Tidak Dapat Ditoleransi
NU Online · Kamis, 6 Agustus 2009 | 05:50 WIB
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma'ruf Amin menyatakan penyimpangan akidah tidak dapat ditoleransi. Dalam bahasa yang biasa dijadikan sebagai adagium adalah, 'perbedaan ditoleransi, penyimpangan diamputasi'. Karena jika penyimpangan terus dibiarkan maka akidah umat akan menjadi rusak karenanya.
Menurut Kiai Ma'ruf Amin, Warga Nahdliyyin diharapkan tidak mudah terpengaruh oleh hembusan kebebasan berpikir yang tidak dilandasi dengan manhaj yang benar. Jika bebas berpikir dimaknai sebagai dapat menafsirkan agama dengan seenaknya, maka berarti sudah melenceng dari Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).<>
Kepada NU Online, Kia asal Banten ini berpesan, warga Nahdliyyin diharapkan terus memperkuat basis fikrah Nahdliyyahnya, agar tidak terbawa arus pemikiran yang jauh dari konteks Aswaja.
"Warga NU harus menyadari bahwa pemikiran-pemikiran yang berusaha mereduksi manhaj para ulama yang selama ini diperjuangkan oleh NU adalah sebuah gerakan. Reduksi pemikiran di kalangan para intelektual yang dimunculkan oleh Musuh-musuh Islam bukan sebuah wacana kosong semata," tegas Ma'ruf Amin. (min)
Terpopuler
1
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
2
Khutbah Idul Adha: Menanamkan Nilai Takwa dalam Ibadah Kurban
3
Bolehkah Tinggalkan Shalat Jumat karena Jadi Panitia Kurban? Ini Penjelasan Ulama
4
Khutbah Idul Adha: Implementasi Nilai-Nilai Ihsan dalam Momentum Lebaran Haji
5
Khutbah Idul Adha Bahasa Jawa 1446 H: Makna Haji lan Kurban minangka Bukti Taat marang Gusti Allah
6
Khutbah Idul Adha: Menyembelih Hawa Nafsu, Meraih Ketakwaan
Terkini
Lihat Semua