Warta KRISIS MESIR

Mahasiswa Al-Azhar Inginkan Mesir Kembali Normal

Kam, 10 Februari 2011 | 12:32 WIB

Jepara, NU Online
Muhammad Syaifuddin, Mahasiswa S3 (Strata Tiga) Universitas al-Azhar, Kairo asal desa Bantrung, kecamatan Batealit, kabupaten Jepara menginginkan Mesir kembali normal seperti sediakala. Sebab, kondisinya saat ini sedang dalam krisis. Warga menuntut mundur Presiden Husni Mubarok.

Pernyataan yang diungkapkannya memang cukup berasalan, lelaki yang menempuh studi S2 dan S3 sejak 2001 silam tersebut terbengkelai untuk merampung disertasinya. ā€œSesuai jadwal studi saya selesai bulan Juni mendatang. Karena Mesir dirundung krisis tugas akhir saya menjadi terbelangkai,ā€ katanya kepada NU Online, Rabu (9/2).<>

Sehingga lelaki kelahiran 1971 tersebut memutuskan untuk pulang ke kampung halaman. Sebab, selain pasar dan toko-toko berhenti beroperasi lembaga pendidikan pun ikut-ikutan berhenti sejenak. ā€œHanya flash disk yang bisa saya bawa pulang sedangkan bahan-bahan yang lain tertinggal disana,ā€ lanjutnya.

Sebenarnya dirinya ingin merampungkan di kampung halamannya, tetapi dia pesimis dengan hanya bantuan internet pembahasan bab per babnya tidak akan teratur dan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Ketika ditanya tentang Mesir, lelaki alumnus S1 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tersebut mengungkapkan bahwa Mesir sangat dilematis. Mesir, ungkapnya menjadi tameng agar tidak diserang Negara Timur karena mendapat bantuan dari Amerika Serikat (AS). Jika menolak bantuan, tambahnya perekonomian Mesir sangatlah minim hanya mengandalkan sektor pariwisata sedangkan hasil minyak dan pertanian tidaklah besar.

Selain itu, lelaki yang telah memiliki dua anak tersebut menambahkan saat ini Mesir terbelah menjadi beberapa keramaian, dari demonstran, penjahat yang lepas dari penjara hingga masyarakat yang benci terhadap pemerintahan. (qim)