Warta

Mahasiswa Kairo Melakukan Shalat Gaib dan Malam Solidaritas Untuk Aceh

Sen, 3 Januari 2005 | 07:30 WIB

Kairo, NU Online
Suasana berduka cita benar-benar terasa di Wisma Nusantara pada Rabu (29/12) lalu. Ratusan mahasiswa Indonesia di Kairo berkumpul untuk Malam Solidaritas Aceh yang diadakan Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Mesir (PPMI). Kegiatan ini, disamping sebagai ajang memperkokoh solidaritas kebangsaan, juga bertujuan menjalankan kotak infaq bantuan kemanusiaan tragedi Tsunami.

Kedalaman rasa berduka cita para mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di tanah air ini sudah terasa awal acara, saat pembacaan surat Yasin secara bersama-sama, beberapa saat sebelum adzan maghrib berkumandang. Suasana syahdu menyelimuti auditorium pusat kegiatan mahasiswa di bilangan Nasr City ini. Setelah shalat maghrib, pengunjung bertambah banyak hingga meluber ke luar auditorium.

<>

Beberapa saat kemudian, shalat ghaib pun dilakukan. Suasana bertambah syahdu, beberapa isak tertahan dari para mahasiswa mulai terdengar.
Setelah salat ghaib, acara dilanjutkan dengan tampilnya beberapa pembicara dari unsur-unsur organisasi kemasyarakatan dan organisasi politik. Beberapa yang menyampaikan pidatonya antara lain representasi dari PCI Muhammadiyah (PCIM), perwakilan PAN, PCI Nahdlatul Ulama (PCINU), Persis, perwakilan PKS dan organisasi Kekeluargaan Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA). Namun sebelumnya, Presiden PPMI Suhartono, Lc., menyampaikan sambutannya terlebih dahulu, menyusul kemudian ceramah hikmah oleh salah seorang utusan mahasiswa.

Dalam orasinya mereka menyerukan kepada Pemerintah, Organisasi Masyarakat, Partai Politik dan segenap lapisan masyarakat agar segera menolong korban gempa yang disertai badai tsunami di NAD dan Sumut. Di antara isi seruan tersebut; 1) Meminta kepada pemerintah untuk membuka akses bagi masuknya bantuan dari luar negeri, mengingat besarnya dana yang diperlukan untuk merehabilitasi Aceh. 2) Mengimbau kepada para pelaksana di lapangan untuk tidak mengkorupsi bantuan untuk korban bencana. 3) Meminta kepada pemerintah untuk meningkatkan kewaspadaan dan tindakan preventif, agar bencana besar tersebut tak terulang lagi

Pada penghujung presentasi pembicara, Duta Besar RI untuk Mesir Prof. DR. H. Bachtiar Aly, MA yang juga berasal dari Aceh menyampaikan kesan-kesannya. Dibawakan dengan sedikit sentimentil, pidato Dubes menghanyutkan hadirin yang sedari tadi tampak sesak menahan gejolak-gejolak perasaannya. Dalam kesempatan itu, Dubes sedikit menyinggung kekecewaannya terhadap beberapa pihak pemerintah yang membuat Aceh susah dijamah wartawan asing, sehinggga media massa internasional dalam beberapa hari terakhir ini lebih konsen menayangkan bencana Tsunami yang terjadi di negara lain.
 
Pada sesi doa bersama, isak tangis hadirin tak dapat dibendung lagi, terutama dari mahasiswa yang berasal dari Aceh yang kehilangan orang tua dan sanak familinya. Suasana benar-benar mengharukan. Sebelum acara ditutup, sesi terakhir adalah berjabat tangan dengan beberapa perwakilan Keluarga Mahasiswa Aceh yang tampak tegar meski hingga hari itu kabar keadaan keluarganya di Banda Aceh belum menemukan.

Kontributor Mesir :Aang Asy'ari dan M.Shalahuddin