Mayoritas Rakyat Inggris Tentang Perang Afghanistan
NU Online · Jumat, 11 September 2009 | 02:43 WIB
Sebagian besar dari rakyat Inggris percaya, bahwa tentara seharusnya tidak pernah dikirim ke Afganistan, kata jajak pendapat baru pada Kamis. Meskipun menentang gerakan itu, sebagian besar menyatakan akan mendukung bila anak mereka memutuskan masuk tentara.
Dalam jajak pendapat atas 2.000 orang untuk Museum Tentara Inggris, 53 persen tidak setuju dengan penempatan di Afganistan, sementara hanya 25 persen berpikir bahwa itu gagasan baik. Inggris memunyai sekitar 9.000 tentara di Afganistan sebagai bagian dari gabungan antarbangsa, kebanyakan dari mereka ditempatkan di Helmand, propinsi bergolak di selatan.<>
Jajak pendapat lewat telepon itu dilakukan ICM Research pada 21-23 Agustus, pada ahir musim panas berdarah, saat 44 tentara Inggris tewas di Afganistan antara Juni hingga Agustus.
Sejumlah 213 tentara Inggris tewas di sana sejak serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001. Satu tentara tewas pada Rabu, dalam serangan untuk membebaskan wartawan New York Times (NYT), Stephen Farrell, yang diculik pada ahir pekan itu.
Wanita jurubicara Kementerian Luar Negeri menambahkan, "Usaha dilakukan untuk membebaskan dua sandera di Afganistan. Kami bisa memastikan bahwa pasukan ISAF sudah membebaskan seorang di antara sandera itu." ISAF adalah pasukan bantuan keamanan asing pimpinan NATO.
Sementara itu, jajak pendapat tersebut bahkan menunjukkan lebih banyak petanggap, 60 persen, menyatakan tidak setuju dengan pengiriman tentara Inggris ke Irak. Hanya 20 persen mengatakan setuju dengan penugasan itu, yang secara resmi berahir pada Juli tahun ini. (ant)
Terpopuler
1
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
2
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
3
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
4
Khutbah Jumat: Menjaga Keluarga dari Konten Negatif di Era Media Sosial
5
PCNU Kota Bandung Luncurkan Business Center, Bangun Kemandirian Ekonomi Umat
6
Rezeki dari Cara yang Haram, Masihkah Disebut Pemberian Allah?
Terkini
Lihat Semua