Warta

Mbah Dim: Berpolitik Hukumnya Fardlu Kifayah

NU Online  ·  Selasa, 10 Maret 2009 | 23:00 WIB

Brebes, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Kaliwungu Kendal, Jawa Tengah, KH Dimyati Rois atau biasa disapa Mbah Dim menyatakan, berpolitik bagi umat Islam hukum fardlu kifayah atau kewajiban bagi beberapa orang yang mewakili aspirasi warga yang lain.

Dikatakannya, dalam politik terdapat upaya-upaya untuk perbaikan manusia yang menuju pada kebaikan dunia dan akhirat.<>

Dalam satu acara yang digelar salah seorang anggota DPR RI di Pondok Pesanteren Assalafiyah Desa Luwungragi, Bulakamba Brebes, Jawa Tengah, Selasa (10/3) sore, Mbah Dim berpesan, Nahdlatul Ulama (NU) bisa kembali bangkit kalau kader-kadernya juga melakukan tugas fardlu kifayah itu.

Dengan adanya kader NU di ranah politik maka kepentingan NU akan terakomodir. Menurut Mbah Dim, politik tidak dilandasi dengan perasaan, namun harus dilihat dengan siasat akidah.

“Jangan memilih karena dia itu saudara kita, sementara dia bergabung ke partai politik dengan haluan yang menentang Ahlussunnah wal Jamaah. Itu keliru,” ucap Mbah Dim.

Sebagai Nahdliyyin (warga NU), imbuh Kiai, warga harus membela yang berakidah sepaham. “Itu baru berpolitik,” pungkasnya.

Sementara itu Wakil Ketua Tanfidiyah PWNU Jateng Ahmad Sahidin menyatakan, NU justru berkepentingan besar dalam pemilihan legislatif 2009 ini. Sebab Pemilu menjadi salah satu piranti keberhasilan dan kelangsungan pembangunan bangsa.

Melalui pemilu akan dicari pengelola Republik Indonesia. “Untuk itu, NU sangat berkepentingan terhadap pemilu demi kemaslahatan Nahdliyin dan NU,” ungkapnya.

Karena berkepentingan besar, lanjutnya, maka PWNU mengintruksikan kepada seluruh Nahdliyin melalui pengurus cabang di masing-masing daerah agar memanfaatkan hak pilihnya pada pileg 9 April mendatang. “Jangan sampai, hak kita tersebut dibuang-buang dengan tidak datang ke TPS,” pintanya.

Ditambahkan, PWNU secara tegas agar pilihan Nahdliyin disalurkan pada kader NU yang benar-benar memegang tegung paham Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja). Dan dilarang keras menyalurkan pilihannya kepada caleg yang anti Aswaja.

Dia juga menghimbau kepada caleg yang jadi nanti untuk konsisten terhadap NU dan Nahdliyin. “Kepada yang mbalelo, PWNU siap merekomendasikan untuk di-recall,” tandasnya. (was)