Warta HADRATUSSYAIKH HASYIM ASYARI (6)

Mbah Hasyim Menerima Van Der Plas Atas Prinsip Toleransi

Jum, 24 Juni 2011 | 10:03 WIB

Jakarta, NU Online
Keilmuan Mbah Hasyim yang terbaca dalam beberapa karya ilmiahnya dan tercermin dalam perilaku sehari-hari telah melahirkan beberapa prinsip yang dijadikan model berislam ala Nahdlatul Ulama. Salah satunya adalah prinsip tasamuh (toleransi).

"Kiai Hasyim sangat toleran kepada siapaun, kepada pemeluk agama apapun," kata Kiai Muchith Muzadi kepada Tim Riset LTN PBNU saat menemuinya dalam rangka Bulan Harlah NU ke 85, 22 Juni 2011.
<>
Kiai Muchith mendeskripsikan sikap Mbah Hasyim sebagai sikap NU yang benar. Salah satu contohnya adalah penerimaan terbuka Mbah Hasyim atas kedatangan Gubernur Belanda Van Der Plas. Beberapa tokoh Barat yang lain pun beliau terima dengan tangan terbuka.

"Sikap seperti itu saya sebut pluralisme sosiologis. Itu boleh dan memang menjadi sikap keseharian Kiai Hasyim," kata Kiai Muchith menjelaskan.

Menurut Kiai Muchith, ajaran Mbah Hasyim soal pluralisme tidak sampai menyentuh ranah teologi. Bagi Mbah Hasyim tidak ada kata toleransi dalam beragama. Islam tidak boleh dicampur aduk dengan agama lain.

"Beliau tidak memberi ruang sedikitpun kepada pluralisme teologis. Inilah pegangan yang benar. Jadi semua agama jangan dikatakan benar." Imbuh Kiai Muchith.

Kiai Muchith menegaskan seharusnya Nahdlatul Ulama mempertahankan dan mengembangkan konsep tasamuh dan pluralisme sosiologis. Jika NU memegang prinsip tersebut maka akan menjadi gerakan mainstream yang dapat mempengaruhi pola keberagamaan dan bersosial seluruh masyarakat Muslim di Indonesia. 

Penulis: Emha Nabil Haroen
Sumber: Tim Riset LTN PBNU